Selasa, 24 April 2012

Break Even Point


BREAK EVEN POIN (TITIK IMPAS)
1. Pengertian Break Even Poin (Titik Impas)
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

2. Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
1.    Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
2.    Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3.    Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
4.    Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

3. Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.
5.      Keterbatasan Analisis Break Even Point
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:
1.      Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
2.      Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
3.      Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
4.      Sales mix adalah konstan
Kasus/contoh soal BEP
1.      Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :
Total Fixed Cost
Rumus:
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Contoh Soal :
Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.600.000,-
Variable cost :   Rp.10.000 / unit
Harga jual :  Rp. 30.000 / unit
Maka BEP per unitnya adalah:
Rp.600.000
__________  = 30 unit
30.000 – 10.000
Artinya perusahaan perlu menjual 30 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 31, maka took itu mulai memperoleh keuntungan
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
    Total Fixed Cost
Rumus:    __________________________________   x  Harga jual / unit
               Harga jual per unit dikurangi variable cost
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.600.000
__________  x Rp.30.000 = Rp.900.000,-
30.000 – 10.000
Kesimpulan:
Dari penjelasan tentang Break Even Point (BEP) diatas,dapat saya simpulkan bahwa  BEP merupakan titik impas yang dimana dalam suatu perusahaan dalam kegiatan operasianalnya tidak mendapatkan untung maupun rugi atau sama dengan Nol.Karena  apabila perusahaan di dalam kegiatan  operasinya menggunakan biaya tetap dan pada volume penjualan hanya bisa menutup biaya tetap dan biaya variabel saja.Dengan Break Even Point ,manajer perusahaan dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyaratkan agar tidak menderita kerugian, dan disarankan dapat mengambil langkah-langkahyang tepat untuk masa akan datang. Dengan mengetahui titik impas ini,manajer juga dapat mengetahui sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar