Sabtu, 28 April 2012

Modal kerja dan analisis perubahan pendapatan / laba kotor



Modal kerja
 dan
analisis perubahan pendapatan / laba kotor

1.    Pengertian  Modal Kerja
Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek / Current Income yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Definisi ini berdasarkan konsep fungsional yaitu fungsi dana tersebut dalam menghasilkan pendapatan.Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Terdapat tiga konsep definisi modal kerja yaitu :
1.    Konsep kuantitatif, Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancer ( gross working capital ).
2.    Konsep kualitatif, Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga menunjukan margin of protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek ,Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future income.
·        Tujuan Dan Sumber Modal Kerja
Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya. Dimana sumber- sumber modal kerja berasal:
1.      Hasil operasi perusahaan.
2.         Keuntungan dari pernjualan surat-surat berharga ( investasi jangka pendek )
3.         Penjualan aktiva tidak lancar
4.         Penjualan saham atau obligasi
·        Sebab Perubahan Modal Kerja
1.    modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan maka modal kerja akan bertambah
2.    Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi,modal kerja akan bertambah.
3.    Ada penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek, atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar, maka modal kerja akan bertambah.
4.    Karena kerugian yang diderita oleh perusahaan, baik kerugian normal maupun kerugian exidentil.maka akan mengurangi modal kerja.
5.    Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang.maka akan mengurangi modal kerja.
6.    Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap maka akan mengurangi modal kerja.
7.    Pengambilan uang atau barang yang dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi.
·               Manfaat Manajemen Modal Krja
1.    Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva  lancar.
2.     Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
3.    Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
4.     Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen
5.    Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.
6.    Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
7.    Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja.

2. Analisis Perubahan pendapatan
·               Pentingnya Analisis Perubahan Pendapatan dan Biaya
Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1.      Menurut ilmu ekonomi. Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
2.      Menurut ilmu akuntansi. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan :
1.      Sumber pendapatan
2.      Produk dan kegiatan utama perusahaan.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi (selama periode) yang timbul dalam rangka kegiatan usaha dari suatu badan bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan meningkatkan kontribusi dari ekuitas peserta.
Pengakuan PendapatanPencatatan jumlah rupiah pendapatan secara formal ke dalam sistem pembukuan sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statement keuangan.
Dua konsep penting:
1.         Pembentukan pendapatan (earning of revenue)
2.         Realisasi pendapatan (realization of revenue)
Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan.

3. Perubahan Laba Bruto/ Laba
Laba kotor (gross profit) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Karena itu laba kotor dipengaruhi oleh harga dan kuantitas penjualan, dan juga harga perolehan tiap unit produk yang terjual. Dari sisi penjualan, perubahan Laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan pada item:
1. perubahan harga jual per unit produk,
2. perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau dihasilkan.
Dari sisi harga pokok penjualan perubahan laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan:
1. Harga pokok rata-rata per unit produk, dan
2. Kuantitas atau volume produk yang dijual.
Berikut diuraikan beberapa formula untuk mengukur variance atau ”penyimpangan” realisasi laba kotor dari laba kotor yang dianggarkan. Formula-formula ini bisa juga digunakan untuk mebuat analisis perubahan laba kotor antara tahun sekarang dengan tahun seelumnya. Untuk tujuan ini maka kata-kata ”dianggarkan” dalam formula ini diganti dengan kata-kata ”tahun lalu”.Karena pertimbangan biaya dan kepraktisan, perusahaan-perusahaan yang relatif kecil sering tidak mau membuat anggaran yang lebih spesifik/formal dalam menjalankan bisnisnya. Sebagai pengganti anggaran mereka menggunakan pengalamannya tahun-tahun sebelumnya sebagai patokan (benchmark) untuk tahun terakhir.Hal- hal yang menyebabkan laba kotor adalah:
1.      Perubahan harga jual (sales price variance); yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya dengan harga jual yang dianggarkan, atau harga jual periode sebelumnya.
2.      Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance); yaitu adanya perbedaan anatara kuantitas produk yang direncanakan atau periode sebelumnya dengan kuantitas yang sesungguhnya terjual.
3.      Perubahan harga pokok penjualan per unit produk (Cost Price Variance); yaitu adanya perbedaan antara harga pokok penjualan per unit produk (unit cost) menurut anggaran atau periode sebelumnya dengan harga pokok sesungguhnya. Berbagai macam bentuk ratio antar perkiraan di laporan rugi laba sehubungan dengan analisis perubahan pendapatan.Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi perusahaan.
Bambang Riyanto (1995:7), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :
1.    Konsep kuantitatif. Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancer ( gross working capital ).
2.    Konsep kualitatif. Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga menunjukan margin of protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek )
3.    Konsep fungsional. Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future income. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.
Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya.

Selasa, 24 April 2012

Break Even Point


BREAK EVEN POIN (TITIK IMPAS)
1. Pengertian Break Even Poin (Titik Impas)
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

2. Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
1.    Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
2.    Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3.    Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
4.    Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

3. Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.
5.      Keterbatasan Analisis Break Even Point
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:
1.      Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
2.      Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
3.      Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
4.      Sales mix adalah konstan
Kasus/contoh soal BEP
1.      Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :
Total Fixed Cost
Rumus:
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Contoh Soal :
Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.600.000,-
Variable cost :   Rp.10.000 / unit
Harga jual :  Rp. 30.000 / unit
Maka BEP per unitnya adalah:
Rp.600.000
__________  = 30 unit
30.000 – 10.000
Artinya perusahaan perlu menjual 30 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 31, maka took itu mulai memperoleh keuntungan
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
    Total Fixed Cost
Rumus:    __________________________________   x  Harga jual / unit
               Harga jual per unit dikurangi variable cost
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.600.000
__________  x Rp.30.000 = Rp.900.000,-
30.000 – 10.000
Kesimpulan:
Dari penjelasan tentang Break Even Point (BEP) diatas,dapat saya simpulkan bahwa  BEP merupakan titik impas yang dimana dalam suatu perusahaan dalam kegiatan operasianalnya tidak mendapatkan untung maupun rugi atau sama dengan Nol.Karena  apabila perusahaan di dalam kegiatan  operasinya menggunakan biaya tetap dan pada volume penjualan hanya bisa menutup biaya tetap dan biaya variabel saja.Dengan Break Even Point ,manajer perusahaan dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyaratkan agar tidak menderita kerugian, dan disarankan dapat mengambil langkah-langkahyang tepat untuk masa akan datang. Dengan mengetahui titik impas ini,manajer juga dapat mengetahui sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan tersebut.


Selasa, 03 April 2012

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS


ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

1. Sifat Laporan Sumber Dan Penggunan Kas
Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut, modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi utang lancar. Dengan demikian, yang di laporkan adalah perubahan aktiva lancar dan utang lancar serta sebab-sebab perubahan tersebut atau sumber dan penggunaannya..
Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukan aliran atau gerakan kas, yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan.
Subjek laporan perubahan kas adalah sumber dan penggunaan kas, sedang subjek laporan laba rugi adalah penghasilan yang direalisasi atau diperoleh dan biaya yang terjadi tanpa memperhatikan apakah penghasilan itu sudah diterima uangnya atau belum dan apakah biaya-biaya itu sudah di bayar per kas atau belum. Kalau dasar yang digunakan dalam menyusun laporan laba rugi tersebut adalah dasar tunai atau cash basis, dimana penghasilan baru diakui kalau sudah di terima uangnya dan biaya diakui kalau sudah di bayar tunai per kas, dalam hari ini laporan laba rugi menunjukan sumber kas yang berasal dari operasi. Perlu diperhatikan bahwa sumber kas tidak hanya dari operasi tetapi masih banyak sumber penerimaan kas lainnya, begitu pula penggunaannya tidak hanya untuk membiayai operasi. Oleh karena itu, laporan sumber dan
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat di gunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
2. Sumber Kas
Kas merupakan ktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerninkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungannya yang di peroleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaannya (sumber-sumbernya) maupun penggunaannya (pengeluarannya). Penerima dan pengeluaran suatu perusahaan ada yang bersifat rutin dan terus-menerus dan ada pula yang bersifat insidentil atau tidak terus-menerus.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang
2. Penjualan, emisis saham atau adanya tambahan modal dari pemilik dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang (wesel, obligasi)
4. Bertambahanya Hutang (kewajiban ) baik jangka pendek maupun panjang.
5. adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
6. adanya penerimaan kas karena sewa , bunga atau devuden dari investasinya, sumbangan, hadiah dan retribusi pajak



3. Penggunaan Kas
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:
a. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Penarikan kembali saham yang beredar maupun pengambilan (prive) oleh pemilik.
c. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang
d. Pembelian barang dagangan secara tunai.
e. Pembayaran biaya operasi perusahaan.
f. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda dsb.
4. Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas
Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:
a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
b.Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
c. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
d. Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

5. Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Laporan Sumber-Sumber Dan Penggunaan Dana Dalam Aliran Kas.
Dalam menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan kas, dimana dana dalam artian kas memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan kedua.
b. Mendaftar pos-pos laporan laba rugi dari tahun yang diperbandingkan (current year).
c. Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom ”Perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya serta berkurangnya penhasilan. Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikan utang dan modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.
d. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
e. Membuat jurnal penyesuaian dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau pengaruhtransaksi nonkas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.
f. Memindahkan saldo atau perubahan setelah disesuaikan (kecuali perubahan kas) Ke dalam kolom “Kenaikan dan Penurunan Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”.
g. Untuk penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas datanya diambil dari dua kolom terakhir dari lembar kerja.