Kamis, 02 Juni 2011

IDENTIFIKASI PELUANG USAHA BARU
Orientasi Eksternal dan Internal
Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi Eksternal
Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya - sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
ORIENTASI EKSTERNAL
Keingintahuan dan minat pada apa yang selalu terjadi di dunia merangsang orientasi eksternal. Para wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Sumber gagasan baru tersebut adalah:
1.Konsumen
wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen atau member kesempatan kepada kosumen untuk mengungkapan keinginan mereka. kita bisa mendapatkan ide usaha baru dari [calon] konsumen, yaitu dengan mencoba memenuhi kebutuhan mereka yang mungkin belum terpenuhi oleh produk/jasa yang telah ada. Misalnya: kita tahu bahwa konsumen menginginkan adanya jasa pendidikan untuk anak-anak yang dibuat secara customize [khusus], maka kita bisa menawarkan produk jasa bimbingan untuk sistem home schooling.
2.Perusahaan yang sudah ada
ada wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga bisa membentuk ventura baru. kita bisa melakukan pengamatan terhadap usaha-usaha yang kira-kira bisa diterima oleh pasar dan melakukan modifikasi atas usaha tersebut sehingga punya keunggulan yang lebih. Misalnya: kita tahu bahwa batik ternyata sedang digemari oleh masyarakat, maka kita bisa membuka usaha toko atau produsen batik, tetapi dengan penambahan value tertentu [misalnya merek atau rancangan yang menarik]. Perlu diingat, meskipun kita seakan-akan mencontoh dari usaha yang telah ada, kita tetap harus tunduk dengan aturan yang berlaku, misalnya aturan tentang hak paten dll.
3.Saluran distribusi
merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar. kita juga bisa mendapatkan ide usaha/produk baru dari saluran distribusi karena merekalah yang langsung berhubungan dengan konsumen sehingga biasanya lebih paham tentang keinginan konsumen. Misalnya: saat ini kita sudah memproduksi donat yang dititipkan ke warung-warung [warung di sini termasuk saluran distribusi], maka kita bisa meminta masukan dari si pemilik warung, kira-kira jenis jajanan apalagi yang disukai oleh konsumen
4.Pemerintah
merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara. Pertama, melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan bias memungkinkan munculnya gagsan produk baru.
ide usaha bisa di dapat dari berbagai macam peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Misalnya: pemerintah mengeluarkan larangan ekspor rotan mentah, maka kita bisa mendirikan usaha pengolahan rotan.
5.Penelitian dan pengembangan
sering menghasilkan gagasan produk baru atau perbaikan produk yang sudah ada. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru. Setiap orang menyimpan pengetahuan sepanjang tahun. Pengetahuan ini tersusun dari berbagai data, gagasan, konsep, prinsip-prinsip, citra, dan fakta.

Terdapat tiga tahap penggunaan sumber daya-sumber daya internal yaitu :
1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan
Kemampuan pemecahan masalah (solusi) usaha Salah satu tanggungjawab terpenting para Wirausahawan adalah berusaha memecahkan masalah secara ilmiah dalam bisnis. Para Wirausahawan hendaknya dapat menganalisis dengan mengumpulkan data-data, mengolahnya, menganalisis, menginterpretasi dan menarik kesimpulan dari penganalisisan tersebut. Pemecahan masalah itu merupakan kegiatan yang amat penting di dalam usaha atau bisnis Keterampilan yang diperoleh para Wirausaha, akan menjadi bekal di dalam pemecahan masalah dalam kegiatan usaha atau bisnis. Meskipun persoalan tidak mempunyai masalah yang benar, namun keputusan terakhir untuk menentukan pemecahan masalah yang paling baik terserah kepada Wirausaha sendiri. Pemecahan masalah dan cara penyelesaiannya dalam usaha atau bisnis, sebenarnya tidak begitu sukar jika seorang Wirausaha sudah banyak pengalaman di dalam lingkungan usaha atau bisnisnya. Jika persoalan-persoalan sudah ditentukan dan semua informasi serta datadata
masalah sudah dikumpulkan, seorang Wirausaha harus mengidentifikasi semua cara pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan. Seorang Wirausaha harus memandang sebuah permasalahan dari pelbagai sudut dan mencari cara baru untuk memecahkan masalahnya. Jika kelompok karyawan perusahaan mengurangi jumlah pilihan masalannya, di sini Wirausaha harus mempertimbangkan masalahnya, agar menjadi luas dan mendalam. Jika seorang Wirausaha di dalam usaha atau bisnisnya meninjau lagi semua pemecahan masalah yang mungkin terdapat di dalam daftar, maka beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan pemecahan masalah yang lainnya yang lainnya dapat dikesampingkan.
Di bawah ini dikemukakan kriteria yang mungkin sangat berguna, jika seorang Wirausaha ingin mengevaluasi pemecahan masalah yang diusulkannya.
a. Apakah ada masalah yang tidak dapat diselesaikan ?
b. Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik?
c. Apakah pemecahan masalah dapat didasarkan teori, logika dan
pengalaman ?
d. Apakah pemecahan masalah itu sudah logis?
e. Apakah persoalan tambahan yang timbul dari hasil pemecahan
masalah dapat diselesaikan dengan baik?
Adapun prosedur pemecahan masalah, dengan langkah-langkahnya dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah sebagai berikut:
a. kenalilah persoalannya secara umum;
b. rumuskan persoalan dengan tepat dan benar;
c. identifikasikan persoalan utama yang ingin dipecahkan secara terkait;
d. Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan
masalah.
e. Tentukan teori dan pendekatan pemecahan masalahnya
f. Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan jalan keluar dari problem
tersebut.
g. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik.
h. Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.
Langkah berpikir secara ilmiah dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis, berorientasi pada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk memecahkan masalah. Pada garis besarnya,pemikiran secara ilmiah dapat berlangsung di dalam memecahkan masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri
maupun untuk orang lain.
b. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk
mencapai tujuan.
c. Menghimpun informasi relevan yang berhubungan dengan masalah
yang dipikirkan.
d. Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah
yang dipikirkan.
e. Mengolah fakta-fakta deengan pola berpikir tertentu, baik secara
induktif maupun deduktif.
f. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.
g. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.
h. Menemukan dan meyakini gagasan.
i. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya
Daya ingat yang kuat. Pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.

3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan

Dunia kewirausahaan dapat diumpamakan seperti mengendarai sesuatu yang kita tidak terbiasa di dalam suatu lingkungan yang tiba-tiba tampak lebih berbahaya danipada yang kita perkirakan pada awalnya. Kebiasaan kita adalah untuk menanrik diri kepada kenyamanan di dalam kepompong, sesuatu yang kita percayai lebih aman, di mana kita dapat bersantai sejenak tanpa perlu berkonsentrasi, dan mendapatkan sesuatu tanpa terlalu memikirkan bagaimana kita melakukannya. Kebiasaan semacam ini harus digantikan dengan memahami pninsip-pninsip yang akan memastikan bahwa kita dapat mencapai tujuan kita dan berlatih dengan disiplin sampai kita bisa melakukannya.

A. ORANG-ORANG (People) yang Tepat

‘Orang-orang membuat perubahan’ telah menjadi slogan dan banyak konferensi organisasi yang menjadi terlalu jelas. Tak ada yang lebih bertenaga daripada suatu ide yang telah tiba waktunya, namun tanpa diterapkan, ide tersebut menjadi tidak berharga.

Perulangan yang umum dan wirausahawan yang berhasil adalah: ‘hanya jika saya dapat menemukan seseorang seperti saya.’ Pemimpin konponasi mengalami kepedihan yang mendalam untuk menemukan orang yang tepat untuk menggantikan dirinya. Politisi gemar melingkupi diri mereka dengan onang-orang yang tepat. Mereka semua ingin menggandakan dirinya karena menemukan orang yang tepat itu sungguh mendekati mustahil. Namun demikian ini bisa dilakukan, namun kegiatan menemukan mereka, kemudian mengembangkan mereka, kemudian mempertahankan meneka karena mereka ingin untuk dipertahankan, membutuhkan me tode yang pnaktis namun tidak konvensional.

Sebagai seorang pemimpin wirausaha, Anda harus memperlakukan orang-orang Anda sebagaimana mereka layak diperlakukan. Jika Anda merasa tidak yakin pada peran mereka, minta mereka menentukan harapan dan target mereka sendiri. Jika merupakan sesuatu yang tidak tentu untuk tujuan target yang jenius, maka tentukan demikian. Selalu mantapkan peran Anda, pahami apa yang diharapkan dan Anda namun jangan batasi diri sendiri dengan harapan-harapan Anda.

Memiliki sikap yang tepat memastikan bahwa peran terpenting pemimpin wirausaha, yaitu mengembangkan kemampuan melihat tantangan sebagai kesempatan dan kemunduran sebagai ketidaknyamanan sementara, dikembangkan sepenuhnya.

B. KOMUNIKASI (Communication) yang Tepat

Kepemimpinan wirausaha tidak dapat berfungsi tanpa garis komunikasi yang terbuka balk dan jelas. Di kebanyakan organisasi, bagaimana pun, survei secara bervari\ asi menunjukkan dengan jelas adanya komunikasi yang buruk, tertutup dan penuh rahasia. Salah satu penghalang fundamental untuk pertum buhan yang sukses adalah mayoritas orang tidak memahami dan kare nanya tidak menjalankan, komunikasi.

Kebanyakan organisasi di Barat menggunakan gaya komunikasi yang berakar pada tradisi debat dan argumentasi. Dalam tradisi semacam itu keterampilan advokasi dipertimbangkan sebagai yang terpenting. Namun seperangkat keterampilan lain sering diminta karena debat dan advokasi seinacam itu dapat menghambat aliran ide-ide. Tuntutannya adalah keterampilan menginvestigasi yang mendukung hasil yang terbaik untuk semua yang terlibat dan didasarkan bahwa setiap orang adalah sumber ide yang berharga. Adrian akan menciptakan sebuah proposal, ketimbang suatu bentuk advokasi, dengan menggunakan visi dan nilai untuk meng arahkan bimbingan dan karenanya ide dapat terus mengalir.

Sebelum menawarkan nasihat sebebas yang biasa kita lakukan sebelum nya, kita perlu belajar mendengarkan apa yang dikatakan orang lain tanpa asumsi, praduga dan opini yang kita bawa sendiri sebagai kesempatan menyerang yang klta nanti-nantikan. Ini termasuk belajar mendengarkan diri kita sendiri, bertindak dalam peran yang benar, ketimbang peran yang kita ambil untuk menyenangkan semua orang. Dengan jalan mi klta dapat belajar untuk menghargai dan mana asal seseorang. Karena, tanpa di ragukan lagi, pusat rahasia untuk menjalankan komunikasi yang tepat adalah membuat lawan bicara Anda merasa berharga.

Kewirausahaan menuntut tingkat kesadaran yang tinggi. Dalam hal mi ide-ide dan banyak kesempatan ‘disesuaikan’ ke dalamnya. Maka sebagai pemimpin wirausaha, Anda harus menjalankan kemampuan berkomu nikasi karena tanpa memandang betapa cemerlang berbagai ide dan kesempatan, mereka pasti akan hilang atau tak lagi berharga tanpa semua komunikasi yang berhubungan dengannya dijalankan dengan cara tepat.

C. KERJA TIM (Teamwork) yang Tepat

Komunikasi yang tepat penting untuk kerja tim yang tepat. Bayangkan, seorang pengintai pendahulu(advance scout) yang dikirim oleh sekelompok perintis menemukan tempat perkemahan musuh. Jika si pengintai tidak suka terpilih, tidak menyukai pemimpin perintis (pioneer leader) dan kebanyakan anggota kelompok, ia mungkin saja memutuskan untuk menghindari perkemahan dan membiarkan kelompok tersebut menjaga diri mereka sendiri. Ia dapat saja, tentunya, memilih untuk kembali pada kelompok dan memperingatkan mereka, namun jika si pemimpin penn tis (pioneering leader) tidak memiliki keyakinan pada si pengintai, mengapa ia harus menunjukkan tindakan defensif. Jika mungkin sang pemimpin yakin pada si pengintai, namun tidak mampu mengorganisasi orang orangnya pada saat tindakan yang perlu harus dilaksanakan, maka kelompok akan menjadi sangat rentan terhadap pemusnahan. Tentunya, jika laporan pengintai langsung ditenima pimpinan dan dijalankan oleh selu­ruh kelompok, suatu rute alternatif akan dapat dijalani dengan sukses. Sangat jelaslah bahwa agar suatu kelompok dapat bekerja sebagaimana mestinya, kelompok harus bekerja sebagai suatu tim. Terdapat tiga elemen utama untuk sebuah tim agar dapat berfungsi baik.

D. INOVASI (Innovation) yang Tepat

Inovasi wirausaha; ‘memberi kenyamanan’ pada wirausaha yang tidak memiliki. Kebutuhan adalah induk dan penemuan dan semakin dirasakan tidak nyaman, semakin besar inovasi dan peningkatan yang dicari. Rasa frustasi dan ketidaknyamanan yang disebabkan pemogokan pegawai pos dan berbagai keterlambatan memunculkan pengembangan mesin fax.

Penggunaan kertas fax yang tipis, mudah rusak dan tidak praktis men orong munculnya inovasi penggunaan kertas yang lebih praktis, dapat diisi atau diteruskan. Beralih dan mesin fax menuju e-mail dengan lampiran elektronik, kemudian dokumen-dokumen besar, kemudian kecepatan yang lebih tinggi untuk perpindahan data ke suara dan data dengan kompleksitas lebih besar dan terus berlanjut berpindah dan apa yang semula nyaman menjadi tidak nyaman karena yang lebih nyaman lagi kemudian muncul mengatasinya. Wirausahawan yang pertama kali memulai suatu bisnis berada pada suatu kondisi ketidaknyamanan yang sehat. Seiring dengan perkembangan organisasi yang tidak terhindarkan menuju suatu posisi yang lebih nyaman di pasar, secara perlahan-lahan dia kehilangan kemampuannya untuk berinovasi. Oleh karena itu merupakan peran dan pemimpin wirausaha untuk memastikan rasa puas diri tensebut digantikan dengan strategi yang merupakan rangkaian kesatuan dan kondisi tidak nyaman menjadi kondisi nyaman.

E. PELANGGAN/KONSUMEN (Customer) yang Tepat

Bagi pemimpin wirausaha saat ini konsumen yang tepat adalah setiap orang yang mereka kembangkan dalam rangka membentuk organisasi wirausaha. Untuk pemimpin wirrrausaha yang aspiratif konsumen yang tepat adalah mereka yang penting untuk menciptakan nilai dengan memaksimalkan pilihan peluang menjadi fokusnya. Dengan cara yang sama bahwa kita tidak dapat memfokuskan diri pada setiap kesempatan, demikian juga terhadap konsumen. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memilih konsumen di mana kita dapat memprioritaskan energi kita.

Setiap konsumen memiliki bentukan emosi yang berbeda sebagai individu, dan setiap organisasi memiliki strategi yang didorong oleh nilai yang berbeda, dan semuanya memiliki masalah yang berbeda yang harus dipecahkan. Anda memenangkan dan mempertahankan konsumen dengan memberikan apa yang mereka inginkan, bukan apa yang Anda pilcix mereka inginkan. Mendefinisikan konsumen yang sesunguhnya dengan demikian memerlukan pendefinisian profil dan orang yang sungguh sungguh akan memperoleh manfaat dan nilai tambah yang diperoleh dan inovasi yang tepat. Secara sederhana, kenalilah konsumen Anda

Konsumen yang tepat adalah orang-orang yang Anda layani karena mereka membawa raison d’etre (alasan keberadaan) organisasi. Satu-satunya cara untuk mempenlakukan mereka adalah mempenlakukan dengan baik dan tepat. Biasanya orang akan cenderung untuk memperlakukan orang lain dengan suatu cara di mana mereka sudah ‘terkondisi’ dengan perlakuan yang mereka terima dari orang lain. Inilah mengapa progam pelatihan dan insentif jangka pendek untuk meningkatkan manajemen atau inovasi dalam berhubungan dengan konsumen demikian keliru. Setiap strategi hubungan haruslah konsisten dan bertahan dalam kata-kata maupun penerapannya sehari-hari. Jika tidak, suatu ‘budaya konsumen yang tepat’ yang dibangun dalam waktu bertahun-tahun dapat membu­ruk dalam waktu singkat.

Perilaku Kepemimpinan

Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :

1. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dan mencapai sasaran.
2. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.

Ada tiga variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan:

1. Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut .
2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan.
3. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan.

Proses inovasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
3. Menguraikan masalah-masalah
4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
7. Mencari pemecahan sementara
8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati
9. Bergerak terus jika semuanya baik
10. Mencapai keberhasilan
ide usaha baru seringkali didapat dari hasil penelitian dan pengembangan yang berhasil menemukan produk baru. Misalnya: kita berhasil menemukan cara untuk membuat brownies yang enak dari ampas tahu, maka kita bisa mengembangkan penemuan tersebut sebagai usaha baru.

Orientasi Internal didapat dari :
Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu :
1.Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan
Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah
pemahaman kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis
inti. Kita perlu memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga
pasar dan prospek mulai daripada lingkungan yang terkecil kepada
lingkungan yang terbesar. Dalam topik ini dibahas secara menyeluruh aspekaspek
yang penting dalam melakukan analisa atas kelayakan dan prospek
produk termasuk produk-produk yang sama sekali baru dengan melihat sisi
human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya.

2.Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya


3.Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan
Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain
daripada pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu
yang harus dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena
dibutuhkan waktu, sikap tidak menyerah, proses belajar secara
kesinambunga, dan melihat permasalahan secara positif yang tidak
membuat anda menjadi patah semangat namun melihat setiap peluang
dan belajar atas setiap kegagalan.Anda akan belajar untuk
mengembangkan sikap-sikap diatas untuk menjadi “bisnis entrepreneur”
yang sukses.
Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah
disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis
yang anda buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi
produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam
perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar
atau praktek yang ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan
proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat secara tepat sehingga
membantu setiap calon pengusaha untuk menghitung secara akurat
kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk
persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori,
distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga
komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan
tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon
entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen
dan keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat
menghindari setiap resiko tersebut.
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen
yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan
mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang
terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak
efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi
antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang
terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai
yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan
yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih
banyak lagi permasalahan organisasi. Dalam topik ini kami akan
memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting
yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari resiko
manajemen yang dapat menyebabkan kegagalan usaha.


PROSES INOVASI :
1.Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
Tujuan dari pemasaran adalah memenuhi permintaan pelanggan.
Riset Pasar adalah pengumpulan, pencatatan dan analisis secara sistematis, atas informasi yang berkaitan dengan pemasaran dan jasa.
Riset pasar dapat membantu :
Menemukan pasar yang menguntungkan
Memilih produk yang dapat dijual
Menentukan perubahan dalam perilaku konsumen
Meningkatkan teknik-teknik pemasaran yang lebih baik
Merencanakan sasaran yang realistik
Tiga aspek utama bagi riset pasar adalah :
Penelitian potensi pasar dan identifikasi pelanggan (pemakai) potensial
Analisa seberapa besar perusahaan baru tersebut bisa memanfaatkan potensi pasar
Penentuan peluang nyata pasar dan resiko-resiko melalui uji coba pasar
Analisa Potensi Pasar
Penelitian mengenai potensi pasar bagi usaha baru mungkin melibatkan penilaian subyektif dan pribadi; tidak selalu ilmiah
Identifikasi Pasar Potensial
Pasar potensi adalah ungkapan mengenai peluang penjualan maksimum untuk produk atau jasa tertentu selama periode waktu yang ditentukan (misal: 1 tahun)
Langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengestimasi potensi pasar adalah sbb :
Identifikasi pemakai akhir tertentu dari produk atau jasa
Identifikasi segmen pasar pokok, yaitu, kategori pelanggan yang relatif homogen
Menemukan atau memperkirakan volume pembelian potensial dalam tiap-tiap segmen pasar dan volume total dari semua segmen

2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep

3.Menguraikan masalah-masalah
Mengalami masalah dalam usaha memang hal yang biasa. Tetapi apabila dari Anda mengetahui hal yang memang harus Anda waspadai bahkan Anda hindari maka akan membantu Anda meminimalis kesalahan dalam menjalankan usaha. Berikut hal yang perlu diperhatikan :
1. Hindari Berhutang
Tidak ada kalimat mendukung untuk cara yang satu ini. Pergunakan modal sendiri seadanya. Buat tatanan rencana keuangan dengan tepat dan cermat. Jika yakin bisa membayar hutang bank mungkin sebagian orang tidak masalah. Bagaimana saat Anda bermasalah dengan kondisi keuangan dan tidak dapat membayar?

2. Hindari Ekspansi
Tidak dianjurkan untuk melebih-lebihkan ekspansi. Anda harus menyadari apa-apa yang dimiliki saat ini. Untuk usaha baru terutama, andalkan saja modal yang ada. Berjalannya waktu akan ada keuntungan sendiri yang nantinya bisa Anda gunakan untuk menambah modal usaha. Percayalah pada kekuatan sendiri.

3. Hindari Melupakan Anggaran
Wanita lebih dilihat jeli dalam menangani masalah anggaran. Sekonsumtif apapun, wanita akan tahu pasti resiko belanja melebihi anggaran. Percayakan pada wanita yang cakap dalam pengelolaan anggaran.

4. Hindari Sikap Konsumtif
Hindari sifat yang satu ini, apalagi pada awal-awal terbentuknya usaha Anda. Jangan mudah tergiur barang mewah nan mahal untuk hobi Anda dan keluarga Anda. Atur sesuai kebutuhan, bukan keinginan.

5. Hindari Emosi
Pertahankan sikap profesional Anda dalam berwirausaha. Ini penting dimana Anda tetap harus bugar dihadapan para pelanggan dan klien Anda. Ingat, betapa besar masalah Anda jangan pernah tunjukkan di depan orang, untuk masa depan Anda sendiri.

6. Tidak Perlu Takut Gagal
Hindari perasaan takut gagal. Orang sukses mana yang tidak pernah gagal? Pupuk rasa percaya diri Anda. Konsentrasi saja dengan hal-hal yang bisa memajukan usaha Anda. tinggalkan keraguan dan kegelisahan.

7. Hindari Mencampur Uang
Hampir beberapa pengusaha sering lupa memisahkan antara pengeluaran dan pemasukan karena lalai mencatatnya. Banyak yang mengalami kegagalan dari awal ketidakpandaian memisahkan jenis uang.

8. Hindari Kesalahan Memberi Harga
Perhatikan produk-produk yang Anda tawarkan. Pasang harga sesuai dengan barang. Barang bernilai selayaknya diberi harga mahal bukan sebaliknya. Ambil kepercayaan pelanggan dengan mengusung pemasangan harga yang pas. Tentunya harga mahal akan diikuti kualitas yang bagus pula.
4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
Daya ingat yang kuat. Pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
as mendefinisikan proposisi penjualan unik Anda, untuk membantu orang melihat per1. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu:

b-2.jpg
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.
5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
7.Mencari pemecahan sementara
1. Membuat visi jangka pendek dan visi jangka panjang yang jelas untuk bisnis Anda. Visi Anda akan memberikan tujuan, dan membantu Anda tetap fokus pada apa yang Anda ingin capai. Visi akan membantu klien Anda mengerti pada bisnis yang Anda bangun, dan menjaga karyawan dan investor, jika ada, terfokus pada tujuan Anda.
2. Pekerjakan orang-orang terbaik, dan mengatur mereka dengan baik. Ketika bisnis Anda berkembang, Anda akan dihadapkan dengan tugas besar merekrut dan mengelola orang lain. Kualitas orang-orang Anda adalah kunci keberhasilan Anda. Menemukan orang-orang yang memiliki gairah dan visi, pada apa yang ingin Anda capai dalam bisnis. Lalu bekerja keras untuk menjaga orang-orang baik. Berinvestasi pada orang-orang Anda, dan mereka akan menghargai pekerjaannya untuk bisnis Anda.
3. Tetap Fokus. Penting untuk mengidentifikasi, dan berkonsentrasi pada aspek-aspek unik yang membuat bisnis Anda luar biasa. Setiap hari, Anda harus lebih fokus pada bagaimana meningkatkan bisnis Anda.
4. Inovasi dan jangan meniru. Berpikir secara berbeda, dan membedakan bisnis Anda melalui konsep atau presentasi. Bisnis Anda unik. Bahkan jika Anda menawarkan produk yang sama, jelbedaan dengan pesaing Anda.
5. Tetap realistis. Anda telah mendengar statistik bahwa 80 persen dari semua usaha kecil gagal dalam lima tahun. Hadapi risiko dan batu sandungan yang mungkin menghadang bisnis Anda. Pendapatan mungkin tidak datang secara langsung, tetapi mungkin bertahap. Jadi harap sabar dan realistis.
6. Memiliki pemahaman yang jelas tentang pasar dan pesaing Anda. Bisnis tidak beroperasi keluar dari ruang hampa, dan penting untuk mempelajari sebanyak mungkin mengenai industri, pasar dan para pemain. Iklim pasar, tren pengguna, inovasi teknologi, bahkan ekonomi, dapat mempengaruhi bagaimana perusahaan Anda berjalan. Anda harus mengenali ancaman dan peluang kompetitif; dalam rangka untuk memberikan waktu bagi Anda untuk mempersiapkan kemungkinan yang terbaik.
Dengan memahami pasar, Anda akan dipaksa untuk fokus. Hal ini penting untuk mengetahui bagaimana Anda menyesuaikan diri dan apa yang menjadi keunggulan kompetitif dan kompetensi inti. Tanyakan kepada diri sendiri apa jasa unik / produk yang Anda bawa yang tidak mudah ditiru.
7. Jalankan bisnis Anda secara ramping. Menjaga pengeluaran dan belanja yang ramping selama Anda bisa. Adalah penting bahwa Anda tidak menghabiskan apa yang tidak Anda miliki! Anda tidak perlu kantor mewah pada awal bisnis Anda, atau ruang kantor di menara tinggi di pusat kota. Jika Anda tidak perlu pekerja tambahan, jangan diada-adakan.
Hindari kesalahan yang bisa menghabiskan apa yang Anda pikirkan di waktu mendatang – ingat, pembayaran dapat ditunda, atau lebih buruk lagi, uang bahkan tidak datang sama sekali. Anda akan terjebak dengan semua tagihan tapi tanpa uang untuk membayar mereka, dan itu bisa berarti akhir dari bisnis Anda. Hanya menghabiskan apa yang mutlak diperlukan dan mengorbankan hal-hal yang tidak penting untuk operasi Anda saat ini.
8. Dapatkan mitra yang tepat. Membawa pihak ketiga ke dalam bisnis – baik sebagai mitra bisnis atau investor – adalah salah satu hal yang paling penting buat Anda dalam mengambil keputusan. Seperti perkawinan, jika Anda salah memilih, bisnis Anda akan berada dalam banyak masalah, akibatnya bisnis Anda akan sakit dan gagal dalam perjalanannya.
Dalam menentukan mitra bisnis, hal pertama yang perlu dipikirkan adalah menentukan kecocokan pola pikir dan gaya bisnis Anda dengan mitra. Penting bahwa Anda berbagi visi yang sama dengan calon mitra.Dapatkan orang yang bisa melengkapi pengetahuan dan keahlian Anda, bahkan kalau bisa orang yang mungkin lebih pintar daripada Anda. Tapi, tetap kenali lebih baik calon mitra Anda sebelum membawanya ke dalam bisnis Anda. Anda tentu tidak ingin bermitra sesaat saja bukan?.
Paling penting, jangan pernah memulai kemitraan tanpa menandatangani perjanjian sama sekali. Mempunyai perjanjian kemitraan yang jelas, termasuk perjanjian jual-beli dan jika ingin keluar dari kemitraan. Bahkan hubungan paling dekat dan persahabatan berakhir buruk ketika kemitraan bisnis tidak terjaga dengan baik.
9. Mengembangkan budaya sukses di organisasi Anda. Kesuksesan bisnis dan budaya kerja Anda terhubung erat. Cara Anda melakukan hal-hal dalam bisnis Anda harus kondusif bagi keberhasilan – dan ini memerlukan kepemimpinan yang kuat dan fokus.
Budaya bisnis diatur melalui kepemimpinan pemilik – apa yang dapat diterima dan tidak diterima oleh Anda juga sebagai dasar bagi karyawan. Proses di mana Anda, dan karyawan Anda (jika ada) melakukan hal-hal yang harus diarahkan pada usaha pencapaian pendek dan tujuan jangka panjang. Semua orang dalam bisnis Anda harus berada pada jalur yang sama, apakah di tangan tugas akuntansi untuk menjual untuk mengembangkan strategi merek.
10. Melakukan peninjauan strategi bisnis. Penting bahwa Anda meluangkan waktu untuk secara teratur meninjau, meninjau kembali dan merevisi strategi bisnis Anda. Lihat perubahan dalam situasi ekonomi secara keseluruhan, menganalisis industri Anda dan menentukan bagaimana dan di mana bisnis Anda berada.
Bisnis Anda tidak beroperasi dalam ruang hampa, dan itu sangat penting bahwa Anda meluangkan waktu untuk menganalisis di mana kesempatan untuk bisnis Anda berbohong. Jika asumsi-asumsi dan strategi yang Anda memulai bisnis tidak lagi berlaku, maka cukup fleksibel untuk memodifikasi mereka dan bahkan mungkin mengubah model bisnis Anda.
11. Belajar, dan terus belajar. Kesediaan Anda untuk belajar dapat memainkan peran besar dalam keberhasilan Anda sebagai pengusaha. Apakah Anda berpikir memiliki kiat-kiat untuk menjadi pengusaha sukses, atau Anda tidak tahu bagaimana untuk menjadi satu, terus-menerus mendidik diri sendiri adalah penting. Dapatkan banyak informasi dengan banyak membaca. Baca tentang kisah-kisah pengusaha sukses yang lain, bagaimana memperbaiki diri sendiri dan produktivitas Anda, dan membaca tentang apa yang terjadi dalam industri Anda. Selalu meluangkan waktu untuk membaca buku, top blogs, dan publikasi bisnis dan perdagangan.
Belajar memberi Anda kepercayaan diri dan inspirasi untuk melakukan hal-hal dalam mengejar visi Anda. Hal ini juga memberi Anda pengetahuan tentang pasar, apa yang terjadi sekarang, apa yang akan terjadi selanjutnya. Dapat juga memainkan peran yang sangat penting dalam menghubungkan Anda dengan orang lain yang perlu Anda ketahui dalam bisnis.
Belajar juga bisa dalam bentuk lain, misalnya berbincang dengan sesama pengusaha, dan meminta nasihat atau bimbingan mereka termasuk dukungan dan bantuan.
12. Bersiap untuk perubahan. Siap untuk melakukan perpindahan. Ketika Anda memulai bisnis, kunci keberhasilan awal Anda adalah ketabahan kewirausahaan Anda. Ini adalah visi, dorongan dan semangat yang akan memacu bisnis.
Namun, karena bisnis Anda tumbuh, akan ada kebutuhan perubahan bisnis dan Anda akan memerlukan bantuan dalam mengembangkan dan melaksanakan visi Anda. Oleh karena itu, keterampilan manajerial Anda menjadi sangat penting.
Meneliti peran baru ketika Anda mulai mengembangkan bisnis: Anda mungkin menjadi pendiri, tapi miskin manajer . Anda perlu tahu bagaimana mengelola orang-orang dalam konflik, karena perbedaan yang sangat mungkin muncul dalam setiap organisasi. Pelajari cara menggeser peran Anda dalam bisnis.
Luangkan waktu untuk belajar dan memahami bagaimana mengelola karyawan. Dan jika Anda berpikir Anda lebih baik melakukan hal-hal lain untuk usaha selain mengelola staf, Anda bisa menyewa manajer profesional untuk bisnis anda dan fokus pada apa yang bisa Anda lakukan.
8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati
9. Bergerak terus jika semuanya baik
10.Mencapai keberhasilan
Apabila anda sebagai seorang “wirausaha” hal yang harus anda perhatikan adalah sejauh mana kemampuan anda dalam mewujudkan suatu gagasan menjadi sesuatu yang “nyata/kenyataan” . Dan pada gilirannya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Keberhasilan anda dalam berwirausaha bukan hanya dalam bentuk uang, tetapi dapat juga sebagai tolok ukur keberhasilan dalam setiap usaha. Walaupun keuntungan dalam setiap usaha merupakan hal penting yang perlu guna kelanjutan usaha anda.
Ukuran yang dapat anda gunakan untuk mengetahui keberhasilan anda dalam berwirausaha antara lain : Kelangsungan hidup perusahaan, kesiapan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya, kemampuan meningkatkan kesejahteraan, kemampuan meningkatkan kualitas hidup pemakai produk dan kemampuan memperbaiki kualitas lingkungan usaha.
Untuk dapat mewujudkan keberhasilan tersebut anda sebagai wirausahawan perlu memiliki dan memanfaatkan sejumlah kualitas diri yang merupakan pengembangan pribadi anda, yaitu :

1. Motivasi diri untuk berprestasi secara maksimal.
Tujuan dalam tindakan anda selalu anda arahkan kepada keberhasilan usaha anda, dan tingkah laku anda selalu berorientasi pada pencapaian prestasi hasil kerja.

2. Kemampuan dalam Memimpin
Anda harus selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan anda bagaimana cara memimpin yang efektif sesuai dengan tingkat kematangan dan situasi yang dihadapi.

3. Berfikir Kreatif dan Penuh Inisiatif
Memiliki kemampuan untuk menemukan hal-hal baru dan mampu mencari alternatif pemecahan masalah.

4. Berwawasan ke Depan
Dengan mempunyai wawasan ke depan berarti anda mempunyai wawasan yang berorientasi ke masa depan yaitu antisipasi ke masa yang akan datang, dengan demikian diharapkan anda mampu menentukan tujuan dan rencana untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

5. Keberanian dalam Mengambil Keputusan
Anda sebagai wirahusahawan harus mampu dengan cepat dan tepat mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai masalah.

6. Keberanian Mengambil Resiko yang Moderat
Anda mampu dan dapat melihat peluang keberhasilan dan kegagalan dalam usaha sehingga ada keberanian untuk memilih resiko yang moderat.

7. Kemampuan Bekerjasama
Kesediaan anda dalam memahami kelemahan orang lain dan berorientasi pada pencapaian tujuan kelompok dalam menyelasikan suatu masalah.

8. Kemampuan Bekerja Secara Mandiri
Anda harus siap untuk melakukan tugas tanpa dukungan ataupun bantuan orang lain.

9. Kemampuan Berkomunikasi
Kesediaaan anda untuk menjadi pembicara dan pendengar yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain.

10. Bersikap Optimis
Sikap pantang menyerah dalam menghadapi rintangan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai adalah suatu sikap yang harus anda miliki apabila anda sebagai seorang wirausahawan.

11. Memiliki rencana dan komitmen yang jelas
Pertama-tama, Anda harus mengetahui apa yang Anda inginkan. Pikirkan rencana dan berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk bisa mencapai tujuan tersebut. Hal itu pun akan mempermudah dalam mencapai tujuan Anda.
Nah, perbedaan utama antara sukses dan gagal adalah kesuksesan memiliki rencana yang jelas. Sedangkan kegagalan adalah tidak punya rencana yang jelas dan tidak berkomitmen dalam mencapainya.
12. Manajemen waktu
Manajemen waktu adalah salah satu hal mendasar dalam kesuksesan. Orang cenderung tidak menggunakan waktunya dengan baik. Padahal dengan manajemen waktu yang terkontrol Anda bisa menyelesaikan urusan lebih cepat.
13. Cari peluang dan ambil tindakan
Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang datang. Setiap kesempatan akan membantu Anda untuk mencapai tujuan. Untuk itu, manfaatkan kesempatan yang datang sebaik-baiknya dengan mengambil tindakan-tindakan yang cerdas.
14. Percaya diri
Sebuah kegagalan merupakan hal yang wajar. Kegagalan sebaiknya tidak mempengaruhi keyakinan Anda untuk tetap bisa mencapai tujuan. Anda harus bisa mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dan melakukan upaya-upaya dengan rasa percaya diri.

Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk :
1. Tahap gagasan :
1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik
Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah
pemahaman kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis
inti. Kita perlu memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga
pasar dan prospek mulai daripada lingkungan yang terkecil kepada
lingkungan yang terbesar. Dalam topik ini dibahas secara menyeluruh aspekaspek yang penting dalam melakukan analisa atas kelayakan dan prospek produk termasuk produk-produk yang sama sekali baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya.

3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses
Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain
daripada pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu
yang harus dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena
dibutuhkan waktu, sikap tidak menyerah, proses belajar secara
kesinambunga, dan melihat permasalahan secara positif yang tidak
membuat anda menjadi patah semangat namun melihat setiap peluang
dan belajar atas setiap kegagalan.Anda akan belajar untuk
mengembangkan sikap-sikap diatas untuk menjadi “bisnis entrepreneur”
yang sukses.
4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari
usaha daripada risiko bisnis dan keuangan.
Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah
disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis
yang anda buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi
produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam
perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar
atau praktek yang ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan
proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat secara tepat sehingga
membantu setiap calon pengusaha untuk menghitung secara akurat
kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk
persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori,
distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga
komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan
tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon
entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen
dan keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat
menghindari setiap resiko tersebut.
5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari
usaha daripada risiko manajemen.
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen
yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan
mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang
terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak
efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi
antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang
terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai
yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan
yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih
banyak lagi permasalahan organisasi. Dalam topik ini kami akan
memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting
yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari resiko
manajemen yang dapat menyebabkan kegagalan usaha.
6. Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil.
Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan
usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya
untuk memulai usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat
dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen,
organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka
kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses. Topik ini akan membantu
kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim penilaian
kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga
bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum maupun
dengan sistim insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai.
7. Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan
sangat penting?
Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan
mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi
karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan
yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti “thinking
outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar
pemahaman yang sudah ada dan mencari alternatif solusi yang kreatif akan
sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan sangat
membantu anda untuk menyesuaikan produk-produk anda agar dapat
diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun
usaha anda. Kepemimpinan sangat penting dalamkrisis untuk membuat
setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha anda percaya
bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last resort solusi atas semua
permasalahan dan menjadi panutan. Proses Pembuatan Keputusan akan
membantu anda dalam mencari alternatif solusi dan memilih yang terbaik
untuk usaha dan organisasi anda. Dalam topik ini anda akan mendapatkan
cara-cara mengembangkan kreativitas usaha anda, ciri-ciri kepemimpinan
yang cocok dengan latar belakang pribadi anda dan bagaimana proses
yang benar dalam membuat keputusan dalam setiap permasalahan.
8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan
usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan
yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku,
alat-alat produksi dan lainnya. Dalamtopik ini akan dibahas pengetahuan
dasar atas cash flow atau arus kas yang seperti darah dalam tubuh manusia,
biaya pendanaan, pembiayaan modal kerja dan investasi, struktur modal,
aset perusahaan, penyertaan modal dan lainnya.
9. Pemasaran, pelayanan dan product brand
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau
jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka
akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Di
lain pihak tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan
sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal yang
merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan yang loyal
maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik
akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan
baru. Dalam topik ini akan dibahas secera menyeluruh semua aspek penting
dalam membuat strategi pemasaran, identifikasi pelayanan yang
dibutuhkan pelanggan dan bagaimana menciptakan product brand dan
efeknya kepada keberhasilan usaha.


2.Tahap Konsep
1. Carilah jalan dari beberapa cara bisnis konvensional, dan cobalah. Di
sini Anda tidak harus, dan memang tidak perlu langsung melakukan
cara yang benar bukan? So, Business is Learning by Doing, isn't it?
2. Jadilah orang yang kreatif, fleksibel, dan cepat tanggap terhadap
perubahan yang terjadi, dengan mendapatkan informasi tentang
pangsa pasar, dan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi, yang
sekiranya bisa mempengaruhi pangsa pasar itu.
3. Apa tujuan pribadi Anda untuk berbisnis sendiri ini? Apa yang Anda
kehendaki dalam hidup? Jenis penghasilan seperti apa yang Anda
inginkan? Di manakah Anda berada 5 tahun, 10 tahun mendatang?
Ini semua bisa menyatakan tujuan pribadi Anda, dan ini bukan hal
sepele. Anda harus memiliki dan mengetahui tujuan pribadi yang
benar-benar penting bagi Anda, karena perlu Anda ketahui,
bukankah bisnis itu sendiri merupakan sesuatu yang menuntut?
4. Tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda sedang melakukan sesuatu
yang ingin dilakukan? Apakah Anda bekerja dengan orang-orang
yang memang Anda ingin bekerja sama untuk melakukannya?
Apakah menurut Anda, kira-kira pengembalian investasi sudah bisa
seperti yang diharapkan? Jika ternyata muncul perasaan tidak
senang, tidak "mood", maka bisa jadi Anda tidak akan menjadi
pengusaha yang baik dan sukses.
5. Punyai ide bisnis yang disertai hasrat membara atau "passion" pribadi
untuk segera memulai dan mengoperasikannya. Hasrat pribadi ini
semestinya menjadi bagian dari apa yang Anda kehendaki dalam
hidup. Jika tidak, jangan harap Anda bisa mengubah semua ide Anda
menjadi bisnis yang sukses.
6. Lihat kembali dan pikirkan pengalaman kerja Anda. Pengalaman kerja
adalah bagian dari ide bisnis. Jika Anda ingin membuka sebuah bisnis,
ada baiknya jika Anda ikut program "on the job training" atau magang
kerja lebih dulu di bisnis yang sekiranya Anda inginkan. Seperti di
Komunitas TDA ini, ada program "Apprentice"...ini bisa juga
dimanfaatkan.
7. Harus berusaha memiliki pengetahuan dasar berbisnis, jangan ngawur
atau percaya begitu saja "omongan ngawur" tokoh-tokoh bisnis yang
sudah jadi milyarder yang sering bilang, bahwa kalau mau bisnis ya
jalanin aja gak perlu mikir. Saya jamin pada akhirnya, jika Anda mengikuti begitu saja "anjuran ngawur" itu, maka Anda akan benarbenar
mikir belakangan, dan pusing seribu keliling, akibat bisnis Anda
hancur, alias bangkrut dengan hutang melimpah. Ingat, pengetahuan
dasar berbisnis ini merupakan salah satu pintu masuk untuk memulai
bisnis Anda sendiri. Naluri, perasaan, ataupun intuisi bukanlah
pengganti untuk pengetahuan. Jadi Anda harus mau belajar
mendalami bisnis dengan ilmu pengetahuan.
8. Bertanyalah pada hati nurani Anda. Apakah Anda ingin mulai
membuka bisnis baru itu karena ingin cepat menjadi kaya raya?
Apakah Anda ingin cepat menjadi milyarder? Menurut saya, jika Anda
ingin memulai bisnis sendiri dengan sikap seperti tersebut, maka itu
bukanlah sikap yang benar. Uang memang penting, tetapi itu akan
datang kemudian seperti yang Anda inginkan...setelah Anda
melakukan usaha keras, tekun, pantang menyerah, dan dengan rasa
hasrat membara.
9. Punyai "inner vision", yang mengarahkan Anda untuk melakukan
semuanya dengan sebaik-baiknya! Berikan sesuatu yang dibutuhkan
orang. Dengan “inner vision” seperti ini, maka yakinlah Anda akan
dihargai orang terus-menerus, meskipun mungkin pada awalnya Anda
belum menghasilkan uang yang banyak.
10. Jika Anda sudah memiliki sikap mau melakukan semuanya dengan
sebaik-baiknya, maka ini akan membentuk Anda untuk memiliki
komitmen sukses, dan membuat Anda untuk terus melangkah dari
keadaan sekarang, untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Dan,
pada gilirannya nanti, Anda akan menjadi seorang yang kaya ide,
punya visi, dan sanggup menerapkan sesuatu yang lebih baik
daripada orang lain, bahkan orang yang mungkin Anda lihat sebagai
sosok terbaik pada saat ini.

3.Tahap Pengembangan Produk
Sebagian besar perusahaan memilih sistem dan proses formal untuk mengelola program pengembangan produk baru. Secara umum, proses-proses tersebut memiliki kesamaan dalam hal 6 tahap pokok yang terdiri atas: (1) pemunculan ide (idea generation); (2) penyaringan (screening), (3) pengembangan produk; (4) pengujian produk/pasar; (5) analisis bisnis; dan (6) komersialisasi.
I: Pemunculan Ide – Idea Generation
Proses pengembangan produk baru berawal dari pencarian ide. Ide produk baru dapat berasal dari sejumlah sumber, misalnya departemen riset dan pengembangan, konsumen, ilmuwan, pesaing, karyawan (terutama wiraniaga), anggota saluran distribusi (distributor), dan manajemen puncak. Biasanya gagasan yang muncul dari sisi teknologi pemisahaan cenderung akan dirunuskan dalam technological terms (misalnya, gagasan mobil baru didasarkan pada desain yang diperbaiki untuk aerodinamis) atau karakteristik fisik (seperti ponsel
baru yang lebih ringan dan kecil). Bila gagasan berasal dari konsumen atau distributor, kecenderungannya adalah bahwa ide tersebut dijabarkan dalam konteks manfaat pemecahan masalah (misalnya, koper atau tas yang dapat mudah dimasukkan ke dalam overhead compartment di pesawat). Oleh sebab itu, konsep produk baru harus dinyatakan dalam dua aspek: (1) spesifikasi manfaat yang bakal diterima oleh para pelanggan potensial; dan (2) definisi atribut fisik atau teknologi yang dapat menghasilkan manfaat-manfaat tersebut.
Ada beberapa teknik yang dapat membantu setiap individu dan kelompok dalam organisasi untuk menghasilkan ide-ide yang lebih baik:
Daftar atribut Teknik ini memerlukan daftar atribut-atribut utama dari produk lama dan memodifikasi setiap atribut dalam upaya mencari produk yang lebih baik. Misalnya sebuah obeng. Atributnya adalah batangan besi bundar, pegangannya dari kayu, dioperasikan secara manual, dan tenaga putarannya diperoleh dari kegiatan memutar.
Kemudian suatu kelompok mempertimbangkan cara untuk meningkatkan kinerja atau daya tarik produk. Batangan bundar tersebut dapat diubah menjadi segi enam sehingga dapat ditambahkan pegangan untuk memperkuat tenaga putaran; tenaga listrik dapat menggantikan tenaga manusia; tenaga putaran dapat
dihasilkan dengan mendorong. Ide-ide yang bermanfaat dapat diperoleh melalui cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut pada suatu obyek dan atribut-atributnya:dapatkah digunakan untuk kegunaan lain? Disesuaikan? Diperkuat? Diperkecil? Digantikan? Ditata ulang? Dibalik? Digabungkan?

Forced Relationship
Dalam teknik ini, beberapa obyek dipertimbangkan keterkaitannya satu sama lain. Misalnya, seorang produsen peralatan kantor ingin merancang meja kerja eksekutif baru. Beberapa obyek didaftar, misalnya meja kerja, televisi, jam, komputer, mesin foto kopi, mesin fax, lemari buku, dan lain-lain. Hasilnya adalah suatu meja kerja
elektronik dengan panel seperti yang terdapat pada kokpit pesawat.
Analisis morfologi
Metode ini membutuhkan identifikasi dimensi struktural masalah dan menguji hubungan-hubungan di antaranya. Misalnya permasalahannya berkaitan dengan pemindahan sesuatu dari tempat tertentu ke tempat lainnya dengan kendaraan. Dimensi utamanya adalah jenis kendaraannya (kereta, kursi, penghela, tempat tidur), perantaranya (udara, air, minyak, permukaan keras, roda, rel), sumber tenaganya (tekanan udara, mesin uap internal, motor listrik). Sehingga kendaraan jenis kereta dengan tenaga dari mesin uap internal dan bergerak di atas permukaan keras adalah mobil. Yang diharapkan adalah untuk membuat suatu kombinasi baru.
Identifikasi Kebutuhan/Masalah
Teknik-teknik di atas (daftar atribut, forced relationship, dan analisis morfologi) tidak memerlukan masukan dari konsumen untuk menghasilkan ide. Berbeda dengan teknik-teknik tersebut, identifikasi kebutuhan/masalah dimulai dari konsumen. Konsumen ditanya mengenai kebutuhan, masalah, dan ide-ide mereka. Misalnya
konsumen ditanyai mengenai masalah mereka dalam menggunakan produk tertentu. Kemudian berbagai masalah yang muncul dikelompokkan berdasarkan tingkat keseriusannya, frekuensinya, dan biaya penanggulangannya untuk menentukan perbaikan produk apa saja yang harus dilakukan.
Brainstorming
Dalam teknik ini, perusahaan membentuk semacam kelompok yang terdiri atas enam sampai sepuluh orang. Mereka diminta untuk mengajukan usul dan ide sebanyak mungkin dalam jangka waktu tertentu (misalnya dalam satu jam). Agar dapat efektif maka ada empat pedoman yang sebaiknya digunakan:
Tanpa kritik, artinya komentar-komentar negatif atas ide-ide yang dikemukakan harus ditahan sampai semua ide tertampung. Pemberian kebebasan, maksudnya semakin liar atau semakin gila ide-ide yang dikemukakan, semakin baik. Hal ini karena lebih mudah mengurangi daripada memancing munculnya ide. Mendorong kuantitas, di mana semakin banyak jumlah ide, maka semakin besar kemungkinan diperoleh ide yang baik. Mendukung penggabungan dan perbaikan ide, di mana setiap anggota kelompok dimungkinkan untuk menggabungkan idenya dengan ide dari rekan lainnya untuk memperoleh ide baru lainnya.
Sinektik
Terkadang metode brainstorming menghasilkan pemecahan terlalu cepat, sebelum dikembangkan berbagai perspektif yang memadai. Oleh karena itu ada teknik lain yang disebut metode sinektik. Dalam metode ini, ada lima prinsip pokok yang dijadikan acuan, yaitu:
Penundaan: lihat sudut pandangnya dulu, baru pemecahannya.
Otonomi obyek: biarkan masalah tersebut seperti apa adanya.
Gunakan tempat yang umum: ambil keuntungan dari keterbiasaan sebagai titik tolak.
Keterlibatan/keterlepasan: ambil posisi antara masuk kesuatu masalah dan berdiri di luarnya, sehingga dapat melihatnya sebagai suatu keseluruhan.
Gunakan metafora: biarkan hal-hal yang tidak relevan dan kebetulan memberikan analogi yang dapat menjadi sumber sudut pandang baru.
II: Penyaringan Ide – Screening
Tahap penyaringan ide terdiri atas sejumlah aktivitas yang dirancang untuk mengevaluasi suatu konsep produk baru. Konsekuensinya, akan ada banyak konsep baru yang dieliminasi dalam tahap ini. Setidaknya, informasi yang diperoleh dalam tahap penyaringan dapat membantu pihak manajamen untuk: (1) memproyeksikan tingkat permintaan potensial, (2) mengidentifikasi peluang keberhasilan produk, dan (3) memperkitakan tingkat kanibalisasi. Kegiatan-kegiatan penyaringan dapat meliputi studi potensi pasar (market potensial studies), pengujian konsep (concept test), dan model skoring (scoring model).
• Studi Potensi Pasar
Melalui studi ini dapat diperkirakan jumlah pembeli potensial, tingkat pembelian poxensial, dan situasi persaingan (siapa pesaing utama, kemungkinan reaksinya, dan peluang terjadinya kompetisi harga).
• Pengujian Konsep
Pengujian konsep merupakan metode yang berusaha mengukur minat pembeli suatu produk sebelum prototype aktualnya dikembangkan. Pengujian ini bermanfaat untuk memberikan semacam wawasan atau gambaran bagi pihak manajemen mengenai tantangan business.cc”title=”" >pemasaran spesifik yang harus diatasi jika perusahaan akhimya mengkomersialisasi ide produk baru tersebut. Manfaat lainnya adalah untuk membantu upaya memproyeksikan kemungkinan.terjadinya dan tingkat kanibalisasi. Dalam pengujian ini, biasanya pembeli potensial diminta membaca pernyataan-pernyataan tentang fitur dan manfaat produk yang kadangkala disertai pula dengan visualisasinya, selanjutnya mereka diminta untuk menjawab kuesioner terstruktur berkaitan dengan produk tersebut. Konsumen diminta mengungkapkan penilaian, persepsi, dan kesediaan atau kemungkinannya untuk
mencoba ide produk baru.
• Model Skoring
Model ini memungkinkan manajer untuk menyusun peringkat daya tarik secara umum dari suatu konsep produk baru, atau meranking berbagai konsep yang sating bersaing. Prosedur pokok model ini adalah memberikan informasi menyangkut masing-masing konsep kepada sekelompok manajer dan meminta mereka secara independen menilai konsep-konsep tersebut berdasarkan serangkaian karakteristik yang berkaitan dengan peluang pasar, kesesuaian antara produk dan perusahaan, konsistensi dengan prioritas korporat, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesuksesan produk baru. Adapun faktor-faktor penunjang kesuksesan produk baru meliputi:
a) Superioritas/kualitas produk dalam hal fitur, manfaat, keunikan, corak/model, dan seterusnya.
b) Keunggulan ekonomis bagi konsumen, berupa value for money.
c) Sinergi antara produk baru dan perusahaan secara keseluruhan, terutama dalam hal pemanfaatan ketrampilan pemasaran, keterampilan manajerial, dan pengetahuan bisnis yang telah mapan.
d) Kompatibilitas teknologi dengan kapabilitas riset dan pengembangan, rekayasa, dan produksi perusahaan.
e) Familiaritas bagi perusahaan.
f) Kebutuhan, pertumbuhan dan ukuran pasar yang mencerminkan peluang pasar.
g) Situasi persaingan.
h) Jenis peluang yang tersedia, yaitu apakah produk baru tersebut memiliki pasar yang telah mapan ataukah benar-benar produk inovatif yang pasarnya juga belum berkembang.
i) Definisi proyek pengembangan produk baru.
Dalam penyaringan ide, perusahaan harus menghindari dua jenis kesalahan. Yang pertama adalah menolak ide yang sesungguhnya bagus, dan yang kedua adalah menerima dan meneruskan ide yang buruk ke tahap pengembangan dan komersisasi. Dalam hal ini, kita dapat membedakan tiga jenis kegagalan produk. Pertama, kegagalan produk yang absolut, yaitu kegagalan yang menimbulkan kerugian, di mana penjualan tidak dapat menutupi biaya variabel. Kedua, kegagalan produk yang bersifat parsial, di mana ini menimbulkan kerugian tetapi penjualannya dapat menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap. Sedangkan yang ketiga, kerugian produk relatif adalah jenis kegagalan produk yang memberikan laba yang lebih kecil daripada sasaran tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan.
Tujuan penyaringan ide adalah untuk menolak ide-ide buruk sedini mungkin. Mengapa harus demikian? Karena biaya pengembangan produk semakin besar dalam setiap tahap pengembangan. Jika sebuah produk telah mencapai tahap berikutnya, maka umumnya pihak manajemen beranggapan bahwa mereka telah melakukan banyak investasi dalam produk tersebut, sehingga produk itu harus diluncurkan untuk mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan. Padahal sesungguhnya ide awalnya bukanlah ide yang bagus, karena itu situasi ini dapat menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan.
Suatu ide produk baru perlu dijelaskan dalam bentuk standar yang menggambarkan ide produk, pasar sasaran dan persaingannya, serta memberikan perkiraan kasar mengenai ukuran pasarnya, harga produk, waktu dan biaya pengembangan, biaya produksi, dan tingkat pengembalian. Kemudian setiap ide yang ada dibandingkan dengan sejumlah kriteria. Ajukan pertanyaan secara rinci mengenai apakah suatu ide produk dapat sesuai dengan tujuan, strategi, dan sumber daya perusahaan. Ide-ide yang tidak dapat menjawab satu atau lebih pertanyaan-pertanyaan tersebut harus ditolak.
III: Pengembangan Produk – Product Development
Ide-ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang dapat diuji. Ada perbedaan antara ide produk, konsep produk, dan citra produk. Yang dinamakan ide produk adalah produk yang mungkin ditawarkan perusahaan ke pasar. Konsep produk merupakan versi yang lebih rinci dari suatu ide yang dinyatakan dalam
istilah yang dimengerti konsumen. Sedangkan citra produk ialah gambaran khusus yang diperoleh konsumen mengenai produk yang masih potensial ataupun yang sudah aktual.
Pengembangan produk merupakan upaya teknis yang mengubah suatu konsep menjadi produk nyata (working product). Dalam hal ini terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan:
a. Pengembangan arsitektur produk (product architecture) yang merupakan spesifikasi bagian-bagian, komponen, rakitan, dan teknologi serta keterkaitannya yang menghasilkan fungsi sesuai dengan apa yang diinginkan. Jadi, arsitektur produk merupakan rencana dasar yang memastikan bahwa konsep produk bakal diimplementasikan.
b. Aplikasi desain industri (industrial design), yaitu proses menciptakan dan mengembangkan spesifikasi produk yang dapat mengoptimalkan fungsi, nilai, dan tampilan produk. Aktivitas ini biasanya dilakukan para perancang profesional yang bekerja dalam tim lintas fungsional.
c. Penilaian atas persyaratan/kebutuhan manufaktur dan uji kinerja yang selanjutnya bermanfaat untuk memperoleh informasi berkenaan dengan keputusan penetapan harga dan biaya pemasaran lainnya.
IV: Pengujian Pasar/Produk – Product Testing / Market Testing
Tujuan tahap ini adalah untuk:
(1) memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang sukses produk baru,
(2) mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian akhir yang dibutuhkan untuk produk, dan
(3) menetapkan elemen-elemen penting dalam program pemasaran yang akan digunakan untuk memperkenalkan produk di pasar. Secara garis besar, terdapat 4 kegiatan dalam pengujian pasar/ produk:
a. Pengujian teknis
(technical testing) dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximation produk akhir. Pengujian
kinerja produk prototipe dapat memberikan sejumlah informasi penting mengenai:
Usia pajang produk (product shelf life)
Tingkat keusangan produk
Masalah yang timbul akibat penggunaan atau konsumsi yang tidak semestinya
Potensi kerusakan yang membutuhkan penggantian
Jadwal pemeliharaan yang tepat.
Masing-masing jenis informasi tersebut dapat memiliki dampak biaya pada pemasaran produk. Sebagai contoh estimasi usia pajang produk dapat mempengaruhi frekuensi dan biaya pengiriman. Kemungkinan timbulnya masalah pemakaian yang signifikan dapat mengakibatkan diperlukannya tambahan informasi periklanan, labeling, atau point-of-sale.
b. Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing) yang digunakan untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran dan untuk membuat ramalan penjualan awal dari produk baru. Secara umum ada dua cara utama untuk keperluan tipe pengujian ini. Pendekatan pertama adalah meminta konsumen untuk memakai suatu produk selama jangka waktu tertentu, lalu kemudian mereka diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan berkaitan dengan preferensi dan kepuasan mereka. Pendekatan kedua adalah melakukan “blind test” sedemikian rupa sehingga konsumen membandingkan berbagai alternatif produk tanpa, mengetahui nama merek atau produsennya. Pada dasamya, pengujian preferensi dan kepuasan memberikan sejumlah manfaat pokok, di antaranya:
* Uji preferensi aktual dan uji teknis dapat memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terutama jika perusahaan ingin menampilkan superioritas dalam hal persepsi pelanggan terhadap keunggulan spesifik pada produk perusahaan dibandingkan pesaing.
* Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting dalam memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Hasil yang kurang bagus dalam uji ini dapat berdampak pada dibatalkannya peluncuran produk atau perancangan ulang produk baru.
* Kendati penerimaan pasar terhadap produk baru ditentukan oleh semua komponen program pemasaran, namun berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi padadimensi kinerja produk mengindikasikan bahwa ide produk bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya.
* Uji preferensi biasanya memberikan signal awal terbaik atas kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
c. Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets), merupakan prosedur riset pemasaran yang dirancang untuk memberikan gambaran yang cepat dan murah mengenai pangsa pasar yang dapat diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat digunakan adalah BASES, ASSESSOR, LITMUS, dan DESIGNOR.
d. Pengujian pasar (test markets) Dalam uji pasar, perusahaan menawarkan suatu produk untuk dijual di wilayah pasar yang terbatas yang sedapat mungkin mewakili keseluruhan pasar di mana produk tersebut nantinya akan dijual.
Secara prinsip, ada perbedaan signifikan antara metode pengujian pasar untuk produk konsumen (consumer goods) dan produk bisnis/industrial (business goods). Dalam pengujian produk konsumen, perusahaan berusaha mengestimasi empat variabel, yaitu percobaan produk (product trial), pengulangan pembelian pertama (first repeat), adopsi produk, dan frekuensi pembelian. Tentu saja perusahaan mengharapkan bahwa semua variabel tersebut menunjukkan tingkat yang tinggi. Metode pokok untuk menguji pasar produk konsumen, mulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal, berturut-turut adalah:
(1) Sales-Wave Research
Dalam metode ini, konsumen yang pada mulanya mencoba suatu produk secara gratis ditawarka kembali produk tersebut, atau produk pesaing, dengan harga yang sedikit diturunkan (lebih murah). Mereka mungkin ditawari produk tersebut sebanyak tiga sampai lima kali (gelombang penjualan = sales waves), kemudian pemisahaan memperhatikan berapa kali konsumen tersebut memilih produk perusahaan dan tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga meliputi usaha mempresentasikan kepada konsumen satu atau beberapa konsep iklan dalam bentuk kasarnya untuk mengamati dampaknya terhadap pembelian ulang.

(2) Simulated Test Marketing
Metode ini membutuhkan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan atau tempat lainnya. Perusahaan menanyakan beberapa hal kepada mereka, berkaitan dengan preferensi dan awareness mereka terhadap merek-merek pada jenis produk tertentu. Mereka dapat saja diundang untuk menyaksikan pertunjukan iklan singkat, termasuk yang sudah terkenal maupun yang masih baru. Dalam penayangan
tersebut disisipkan iklan produk baru. Kemudian konsumen diberi sejumlah uang dan diminta untuk datang ke toko khusus di mana mereka dapat membelanjakan uang tersebut sesuai kebumhan masing-masing. Meskipun mereka tidak membeli merek baru yang diteliti, mereka tetap diberikan sampel gratis merek tersebut.
Perusahaan lalu mengamati jumlah konsumen yang membeli merek baru tersebut dan merek pesaing. Data ini memberikan gambaran mengenai efektivitas iklan mereka terhadap iklan pesaing. Konsumen kemudian diminta mengungkapkan alasan-alasan mereka untuk membeli atau tidak membeli. Beberapa minggu kemudian mereka diwawancarai kembali melalui telepon untuk menentukan sikap mereka terhadap produk tersebut, penggunaannya, kepuasannya, dan minat untuk membeli kembali, serta ditawari kesempatan untuk membeli kembali produk tersebut.
(3) Controlled Test Marketing
Beberapa perusahaan riset menangani berbagai toko partisipan yang akan menjual produk-produk baru dengan imbalan tertentu. Perusahaan yang menghasilkan produk baru menentukan jumlah toko dan lokasi pengujian produknya. Kemudian perusahaan riset mengirimkan produk baru tersebut ke tokotoko bersangkutan clan mengendalikan penempatannya pada rak pajangan, jumlah pajangan, serta promosi pembelian dan harga sesuai kesepakatan. Hasil penjualan dapat dilacak dengan menggunakan scanner elektronik. Perusahaan dapat mengevaluasi pengaruh Tdan lokal clan promosi selama pengujian.
Controlled test marketing memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor-faktor dalam toko (in-store factors) dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa melibatkan konsumen secara langsung. Suatu sampel konsumen kemudian diwawancarai untuk memperoleh kesan mereka terhadap, produk tersebut. Perusahaan tidak harus menggunakan wiraniaga mereka sendiri, memberi potongan penjualan, atau `membeli jaringan distribusi. Sebaliknya, metode ini tidak memberikan informasi mengenai cara membujuk distributor agar bersedia menjual produk baru perusahaan.
(4) Test Markets
Uji pasar merupakan cara utama dalam menguji produk konsumen baru dalam situasi yang sama dengan yang akan dihadapi dalam peluncuran produk bersangkutan. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perusahaan riset untuk menentukan kota-kota di mana wiraniaga perusahaan akan mencoba membujuk para distributor agar menjual produk tersebut dan menempatkannya dalam rak pajangan mereka. Perusahaan melakuan periklanan dan promosi sama seperti yang akan dilakukan dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang dibutuhkan akan sangat tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, dan jumlah data yang ingin dikumpulkan perusahaan.
Melalui uji pasar akan diperoleh beberapa manfaat, di antaranya memberikan prediksi yang lebih dapat diandalkan mengenai penjualan di masa depan; pengujian awal atas rencana pemasaran; perusahaan dapat mengetahui kekurangan yang ada pada produk. Perusahaan memperoleh gambaran atas berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi; dan perusahaan memperoleh pemahaman lebih baik atas perilaku berbagai segmen pasar.
Sementara itu, produk bisnis juga memperoleh manfaat dari uji pasar, di mana pengujiannya bervariasi tergantung jenis barangnya. Barang-barang industri yang mahal dan menggunakan teknologi baru biasanya menjalani pengujian Alpha dan Beta. Pengujian Alpha merupakan pengujian produk untuk mengukur dan meningkatkan kinerja, keandalan, rancangan, dan biaya operasi produk. Jika hasilnya baik, perusahaan akan melanjutkan dengan pengujian Beta dengan mengundang para pengguna potensial agar dapat melakukan
pengujian secara, rahasia di tempat mereka sendiri.
Metode uji pasar lainnya adalah dengan memperkenalkan produk bisnis baru tersebut dalam pameran dagang. Selain itu, produk baru industrial dapat pula diuji di tempat pajangan distributor dan dealer. Cara lain yang juga dapat ditempuh adalah uji pemasaran. di mana perusahaan menghasilkan pasokan produk dalam jumlah terbatas dan menyerahkannya kepada wiraniaganya untuk menjualnya di daerah geografis yang terbatas dengan dukungan promosi, katalog tercetak, dan sebagainya. Melalui cara ini, manajemen dapat mempelajari apa yang mungkin terjadi dalam pemasaran berskala penuh dan menyajikan informasi yang lebih lengkap
untuk memutuskan komersialisasi produk tersebut.
V: Analisis Bisnis – Business Analysis
Tujuan analisis bisnis adalah untuk mendapatkan gambaran sekomprehensif mungkin tentang dampak finansial yang dapat diperoleh dari memperkenalkan suatu produk baru. Sejumlah ukuran (seperti biaya, laba, Return On Investment, dan arus kas) digunakan, demikian pula metode-metode seperti analisis payback periog break -even analysis dan risk analysis. Analisis bisnis membutuhkan informasi rinci mengenai biaya manufaktur, biaya pemasaran, tingkat penjualan yang diperkirakan, dan tingkat kemungkinan kanibalisasi produk. Evaluasi finansial untuk produk baru lebih kompleks dibandingkan produk yang sudah mapan. Hal ini terjadi karena sejumlah faktor, di antaranya rentang waktu, kemungkinan kanibalisasi, dari kebutuhan akan investasi.
Dalam hal rentang waktu misalnya, penjualan dan biaya untuk produk baru kerapkali sangat bervariasi sepanjang waktu. Jarang sekali ada produk baru yang langsung diadopsi konsumen. Konsekuensinya, biaya pemasaran pada tahun pertama akan sangat besar dibandingkan tahun-tahun berikutnya, oleh karena adanya
tuntutan kebutuhan untuk menciptakan awareness dan insentif untuk distribusi produk serta product trial. Selain itu, jika produk baru mengkanibalisasi penjualan produk yang sudah ada atau memanfaatkan fasilitas produksi dan atau pemasaran yang sama dengan produk saat ini, maka hanya penjualan dan biaya inkremental dari produk baru bersangkutan saja yang boleh diperhitungkan dalam mengevaluasi kontribusi laba produk baru tersebut.
VI: Komersialisasi – Commercialization
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Pada prinsipnya, ada 3 komponen strategi peluncuran produk baru, yaitu:
Penentuan timing introduksi produk baru. Timing peluncuran produk baru merupakan aspek krusial, baik dari sudut pandang permintaan pelanggan maupun kompetisi. Dalam hal permintaan pelanggan, misalnya, ada tingkat musiman (seasonality) tertentu dalam kategori produk spesifik. Contohnya, penjualan sarung cenderung mencapai puncaknya saat menjelang Lebaran. Penjualan alat tulis dan buku teks biasanya sangat tinggi pada permulaan tahun ajaran baru dan menjelang ujian. Oleh sebab itu, sebaiknya produk baru diperkenalkan menjelang periode permintaan puncak. Bintang film, sutra-dara dan sekaligus produser kondang Jackie Chan biasanya meluncurkan film barunya menjelang tahun baru Imlek, karena saat itu penonton bioskop di kalangan etnis Tionghoa sangat besar. Sementara itu, dalam perspektif kompetisi, apabila diferensiasi produk relatif rendah, maka keputusan untuk secepat mungkin memasuki pasar merupakan pilihan strategik. Pionir
cenderung memperoleh keunggulan dalam hal consumer awareness dan pangsa pasar dalam kasus tersebut.
* Pemilihan strategi merek (branding strategy). Akseptansi konsumen terhadap produk baru dipengaruhi oleh citra merek. Apabila perusahaan memiliki nama merek yang memiliki ekuitas merek tinggi, maka biaya peluncuran produk barunya cenderung lebih rendah. Citra merek dapat menekan persepsi konsumen
terhadap risiko mencoba. produk. Lagipula, citra merek juga dapat meningkatkan ekspektasi distributor atas kesuksesan item produk baru. Konsekuensinya, upaya pemasaran yang dibutuhkm tidak terlalu besar dalam rangka mendorong pencobaan produk dan mendapatkan tempat di rak pajangan distributor perusahaan memperluas ekuitas merek yang sudah ada. Alternatif strategi merek yang tersedia, di antaranya:
(1) brand extension, yaitu menggunakan nama merek yang sudah terkenal untuk kategori produk baru, misalnya Nike juga memproduksi pakaian, topi, dan tas;
(2) line extension, yaitu menggunakan nama merek yang sudah mapan untuk produk baru dalam kategori atau lini produk yang sama, contohnya BMW300, BMW 500, dan BMW 700;
(3) new brand, yang menggunakan Hama merek baru untuk produk baru yang diluncurkan.
Koordinasi program-program pemasaran yang mendukung introduksi produk baru, seperti program harga, promosi, distribusi. Efektivitas koordinasi & keselarasan antar program pemasaran akan menentukan keberhasilan program peluncuran produk baru.

4.Tahap Uji Pemasaran
Pertama-tama kembangkan rencana pemasaran strategis. Hal ini menuntut penekanan pada penelitian lingkungan eksternal dan identifikasi awal kekuatan yang keluar darinya dan pengembangan tanggapan strategis yang tepat yang melibatkan semua tingkat manajemen dalam proses.
Suatu rencana strategis harus berisi rencana untuk lima tahun. Hanya ketika rencana tersebut telah dikembangkan dan disetujui barulah rencana pemasaran tahunan dapat dikembangkan. Jangan pernah menulis rencana tahunan terlebih dahulu dan kemudian mengekstrapolasinya.

Proses Perencanaan Pemasaran
Suatu rencana strategis harus berisikan beberapa hal sebagai berikut:
• Pernyataan misi
• Ringkasan keuangan yang berisikan pendapatan, biaya, aliran uang, dan laba yang harus dicapai pada periode yang direncanakan.

Ringkasan faktor-faktor eksternal utama yang mempengaruhi kinerja pemasaran perusahaan selama tahun sebelumnya bersama dengan suatu pernyataan kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam persaingan yang
dihadapi. Ini disebut dengan analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats) • Daftar asumsi-asumsi tentang penentu utama keberhasilan dan kegagalan pemasaran.,
• Tujuan dan strategi pemasaran keseluruhan.
• Strategi untuk menciptakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menerapkan program penciptaan nilai bagi konsumen.
• Program pemasaran yang berisikan rincian waktu, tanggung jawab, dan biaya-biaya disamping peramalan penjualan anggaran.

Walaupun penelitian menunjukkan bahwa tahapan perencanaan pemasaran dapat diterapkan secara universal, sejauh mana setiap tahapan dalam diagram harus diformalkan tergantung pada ukuran dan keberadaan perusahaan. Misalnya, suatu perusahaan tak terdiversifikasi biasanya menggunakan prosedur yang tidak begitu formal, karena manajemen puncak cenderung memiliki pengetahuan dan keahlian fungsional yang lebih baik dari bawahannya, dan karena kurangnya keberagaman operasional memungkinkan kontrol langsung dilakukan di hampir semua aspek penentu kunci keberhasilan. Tinjauan situasi, .penetapan tujuan pemasaran, dan tugas-tugas lainnya tidak harus selalu dibuat tertulis, walaupun tahapan ini tetap harus dilakukan.
Sebaliknya, dalam suatu perusahaan terdiversifikasi, biasanya tidak mungkin bagi manajemen puncak untuk memiliki pengetahuan dan keahlian fungsional yang lebih baik dari bawahannya. Keseluruhan proses perencanaan cenderung diformalkan untuk memberikan suatu disiplin yang konsisten bagi mereka yang harus membuat keputusan di seluruh perusahaan. Dengan cara yang sama, banyak bukti yang menunjukkan bahwa prosedur perencanaan pemasaran yang diformalkan biasanya memberikan kemampulabaan dan stabilitas jangka panjang yang lebih baik, dan membantu mengurangi gesekan dan kesulitan operasional dalam perusahaan.
Perencanaan pemasaran yang gagal biasanya disebabkan karena perusahaan terlalu banyak memberikan dokumen cetak dari apa yang direncanakan, ketimbang pada penciptaan informasi yang berguna dan dapat dikonsumsi oleh manajemen. Ketika perusahaan mendelegasikan perencanaan pemasaran pada seseorang yang disebut sebagai seorang “perencana”, rencana tersebut sendiri, tanpa terkecuali, dikatakan gagal karena perencanaan manajemen lini tidak dapat didelegasikan kepada pihak ketiga. Peran sesungguhnya dari seorang perencana adalah membantu mereka yang bertanggung jawab dalam memformulasikan penerapan sebuah rencana. Gagal menyadari fakta sederhana ini dapat menjadi bencana besar.
Pemasaran memainkan peranan penting bagi kesuksesan usaha. Kunci utamanya, kita harus memahami kebutuhan atau keinginan pasar (pelanggan).
Oleh sebab itu, strategi pemasaran harus benar-benar matang dan bisa menjawab pertanyaan berikut:
• Siapa target pasar yang dibidik?
• Pasar seperti apa yang dihadapi? Sedang berkembang, statis atau menurun?
• Apakah pangsa pasar dapat ditingkatkan?
• Bagaimana cara menarik pelanggan, mempertahankan pelanggan, serta meningkatkan pangsa pasar?
• Dalam rencana pemasaran, kita juga perlu memperhatikan:
Pesaing atau kompetitor
• Siapa 5 (lima) besar pesaing langsung yang dihadapi?
• Adakah pesaing tak langsung yang akan dihadapi?
• Bagaimana kondisi usaha mereka?
• Apa yang dapat dipelajari dari operasi mereka?
• Apa kelemahan dan keunggulan mereka?
• Apa perbedaan, keunggulan dan kelemahan produk atau jasa yang mereka tawarkan?
Strategi harga
• Harga dan biaya retail
• Harga pasar rata-rata
• Harga dibawah pasar, diatas pasar dan kemungkinan adanya harga bertingkat
• Iklan dan promosi
Rencana Keuangan
Keuangan adalah "nyawa" dari usaha. Oleh sebab itu, kita harus mempersiapkannya secara matang dan bijaksana.
Untuk keberhasilan usaha, perhatikan hal-hal berikut:
• Anggaran harus realistis
• Anggaran harus mencakup dana riil yang diperlukan untuk memulai usaha (start-up cost) dan dana untuk operasional sehari-hari (operational cost)
• Operating budget minimal harus dibuat untuk jangka waktu 3 hingga 6 bulan pertama
• Bagian keuangan harus mencantumkan dana-dana luar yang dipakai, peralatan yang dimiliki dan daftar supplier atau pelanggan, neraca, analisa Break Even Point, proforma proyeksi laba rugi, dan proforma arus kas (cashflow) usaha
• Proyeksi laba rugi dan cashflow harus dibuat paling tidak untuk 3 tahun kedepan
• Rencana yang dibuat harus dilengkapi penjelasan seluruh proyeksi yang dibuat, dan asumsi-asumsi yang dipakai

Rencana Manajemen

Rencana manajemen yang dibuat harus dapat menjawab hal-hal berikut:
• Apakah Anda mampu menjalankan usaha sendiri?
• Bagaimana pengalaman dan kemampuan (skill) yang dimiliki dapat membantu usaha yang akan dijalankan?
• Apa kelemahan Anda dan bagaimana mengatasinya?
• Siapa yang akan duduk dalam tim manajemen perusahaan? Apa kekuatan dan kelemahan mereka?
• Apa jabatan mereka? Bagaimana tugasnya?
• Apakah ada rencana penambahan karyawan?
• Bagaimana standar gaji, bonus, dan lain-lain?
Kegunaan Rencana Pemasaran
Pertanyaan pertama yang akan muncul dalam benak kita berkaitan dengan topik utama dalam bagian ini adalah: “Mengapa kita perlu menyusun rencana pemasaran?”. Jawaban langsung dari pertanyaan tersebut adalah bahwa sebuah (konsep) rencana pemasaran berguna dalam membantu kita dalam membangun, mengarahkan, dan mengkoordinasikan usaha atau kegiatan pemasaran perusahaan. Dengan adanya rencana pemasaran, kita akan dituntut untuk menganalisa situasi pasar di mana produk kita dipasarkan dan bagaimana situasi atau keadaan pasar tersebut mempengaruhi bisnis kita. Di samping itu, suatu rencana pemasaran yang telkah disusun dengan baik akan bisa dijadikan sebagai dasar dalam mengukur keberhasilan program pemasaran perusahaan. Kadangkala, tahap awal proses penyusunan rencana pemasaran sudah bisa dijadikan sebagai penuntun kita dalam menyusun strategi pemasaran.
Sebuah rencana pemasaran berisi hal-hal berikut: (i) informasi tentang perusahaan kita dan produk (barang dan/atau jasa) yang dihasilkannya; (ii) tujuan dan strategi pemasaran; dan (iii) teknik yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemasaran perusahaan. Ringkasnya, sebuah rencana pemasaran menggambarkan semua kegiatan pemasaran yang akan dilakukan dalam periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun.
Latar belakang informasi dan hasil-hasil penelitian yang kita gunakan dalam mememilih kegiatan pemasaran biasanya dimasukkan dalam dokumen rencana pemasaran. Tidak kalah pentingnya, semua biaya yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran yang direncanakan dan teknik pengukuran keberhasilan pemasaran akan merupakan bagian yang terpisahkan dari sebuah rencana pemasaran. Satu hal yang perlu benar-benar kita perhatikan adalah bahwa rencana pemasaran (marketing plan) adalah bagian integral dari sebuah rencana bisnis (business plan). Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah rencana pemasaran, kita dituntut untuk memiliki pemahaman menyeluruh tentang hal-hal berikut: (i) fitur (feature) dan kegunaan (benefit) dari barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan; (ii) masalah-masalah yang bisa dipecahkan oleh, kebutuhan atau keinginan yang dapat dipenuhi oleh barang atau jasa perusahaan; (iii) pasar yang menjadi target perusahaan dan segala karakteristiknya; dan (iv) barang dan/atau jasa yang menjadi pesaing atau berpotensi untuk menjadi pesaing. Setelah pertanyaan pertama terjawab, yakni setelah kita mengetahui kegunaan sebuah rencana pemasaran, muncul pertanyaan lain: “ Kapan rencana pemasaran sebaiknya disusun?”. Idealnya, rencana pemasaran disusun sebagai komponen penting dari sebuah rencana bisnis. Oleh karena itu harus disusun sedini mungkin sebelum perusahaan mulai dioperasikan. Lebih dari itu, rencana pemasaran perusahaan harus diperbaharui secara periodik, minimal sekali dalam setahun. Kita ketahui bahwa situasi pasar sangat dinamik sehingga rencana pemasaran yang disusun tahun ini belum tentu, bahkan bisa dipastikan tidak akan, cocok dengan situasi pasar tahun yang akan datang.
Tujuan Pemasaran (Marketing Objective)
Dalam komponen ini, kita diharuskan untuk memaparkan tujuan pemasaran perusahaan kita, antara lain, seperti meningkatkan kesadaran (akan keberadaan) produk (barang) dan/atau jasa yang ditawarkan perusahaan di kalangan khalayak atau pasar sasaran.
Strategi Pemasaran (Marketing Strategy)
Setelah memaparkan secara rinci tujuan pemasaran, kita, dalam komponen ini diminta untuk memaparkan secara rinci tentang strategi pemasaran perusahaan. Di sinilah rencana bagaimana mencapai tujuan pemasaran perusahaan disusun. Komponen ini pada dasarnya merupakan inti dari rencana pemasaran perusahaan kita. Isi di dalamnya meliputi ke-empat faktor bauran pemasaran atau marketing mix atau lebih populer disebut sebagai 4Ps, yaitu: product (barang atau jasa); price (harga); promotion (promosi); dan place atau distribution (distribusi). Product Deskripsi lengkap tentang barang dan/atau jasa yang ditawarkan perusahaan kita dipaparkan di dalam komponen ini. Deskripsi tersebut, antara lain, meliputi fitur (feature) dan kegunaan (benefit) dari barang dan/atau jasa yang ditawarkan ; Deskripsikan dalam bagian ini pula strategi penentuan (pricing strategy) harga barang dan/atau jasa yang ditawarkan dan kebijakan atau sistem pembayarannya (payment policies); Promotion. Paparkan secara rinci alat-alat atau media promosi yang akan digunakan perusahaan kita atau taktik yang akan diterapkan dalam merealisasikan rencana promosi (promotion plan) dalam rangka mewujudkan tujuan pemasaran perusahaan; dan• Place. Di sini kita diminta untuk mendeskripsikan secara rinci bagaimana dan di mana produk perusahaan akan ditempatkan (didistribusikan) sehingga pelanggan mudah mengaksesnya. Kita juga perlu untuk
memaparkan bagaimana perusahaan akan menjualnya atau metode distribusi dan penjualan apa yang akan diterapkan perusahaan.

PEMUNCULAN GAGASAN PRODUK BARU
Pencarian bermacam-macam gagasan yang menjanjikan merupakan titik pangkal dalam proses pengembangan produk baru. Penggalian gagasan terentang mulai dari perbaikan tambahan atas produk yang ada sekarang sampai ke produk yang sama sekali baru bagi pasar dunia.

Sumber Gagasan

Titik awal sebuah program produk baru yang efektif di segenap penjuru dunia adalahsebuah sistem informasi yang menggali ide produk baru dari semua sumber yang secarapotensial berguna, dan menyalurkan ide tersebut ke dalam penyaringan yang relevan danpusat-pusat keputusan di dalam organisasi. Yang tujuannya adalah membuat suatu pemunculan gagasan dan program evaluasi yangmemenuhi kebutuhan perusahaan. Bagi sebagian besar perusahaan, program pencarianide kemungkinan akan ditujukan dalam rentang produk dan keterlibatan pasar yang konsisten dengan misi dan tujuan korporat dan strategi unit bisnis.

• Pelanggan

Konsep pemasaran menyatakan bahwa kebutuhan dan keinginan pelangganmerupakan tempat logis untuk memulai pencarian gagasan produk baru.Perusahaan-perusahaan teknis dapat mempelajari banyak hal dengan mengkajipara pelanggan utama mereka.

• Eksportir

Perusahaan yang terjun di pasar internasional hanya melalui eksporberkepentingan dengan ide-ide dari pasar asingnya, tetapi perusahaan secara fisiktidak hadir di sana. Para distributor dapat dihitung sebagai bagian dari jaringaninteljen perusahaan.

• Manajemen Puncak

Manajemen puncak dapat pula menjadi sumber gagasan produk baru. Beberapapimpinan perusahaan mengemban tanggung jawab pribadi atas inovasi teknologisdi dalam perusahaan mereka.

• Licensees

Pemegang lisensi adalah pihak independen yang terikat untuk membayar royaltiatas apa yang mereka produksi dan jual, tetapi biasanya tidak terikat kerja samadalam cara lainnya.

• Usaha Patungan

Ancangan usaha patungan untuk pasar asing memberikan suara manajemenperusahaan internasional di dalam perusahaan lokal. Jika mitra nasionalmempunyai ekuitas yang signifikan dalam usaha patungan, mitra tersebut akanmemiliki kepentingan dalam mengklaim, atau paling tidak memiliki bersama, idedan pengembangan produk baru.

• Anak Perusahaan

Satu-satunya keterbatasan menggunakan anak perusahaan asing sebagai bagiandari perencanaan produk terletak dalam ukuran anak perusahaan tersebut dandalam organisasi internasional perusahaan.

• Pesaing

Perusahaan dapat mencari ide produk yang baikdengan mempelajari produk danjasa pesaingnya. Mereka dapat mempelajari dari para distributor, pemasok, danperwakilan penjualan, apa yang dilakukan oleh kempetitornya.

• Departemen Produk Baru Internasional

Salah satu ancangan untuk mencari jalan keluar dari masalah tingginya volumearus informasi yang dibutuhkan guna mengamati secara memadai peluang produkbaru, dan selanjutnya menyaring peluang-peluang ini guna mengidentifikasicalon-calon yang akan diselidiki lebih jauh adalah departemen produk baru dikantor pusat.

• Pandu Produk Baru

Pandu produk adalah para karyawan atau konsultan yang pekerjaan pokoknyaadalah mencari gagasan yang menawarkan potensi komersial bagi perusahaanyang mensponsorinya.

Proses Pengembangan Produk Baru

Sebagian besar perusahaan memilih sistem dan proses formal untuk mengelola program pengembangan produk baru. Secara umum, proses-proses tersebut memiliki kesamaan dalam hal 6 tahap pokok yang terdiri atas: (1) pemunculan ide (idea generation); (2) penyaringan (screening), (3) pengembangan produk; (4) pengujian produk/pasar; (5) analisis bisnis; dan (6) komersialisasi.

(1) Pemunculan Ide ( Idea Generation)

Proses pengembangan produk baru berawal dari pencarian ide. Ide produk baru dapat berasal dari sejumlah sumber, misalnya departemen riset dan pengembangan, konsumen, ilmuwan, pesaing, karyawan (terutama wiraniaga), anggota saluran distribusi (distributor), dan manajemen puncak. Biasanya gagasan yang muncul dari sisi teknologi pemisahaan cenderung akan dirunuskan dalam technological terms (misalnya, gagasan mobil baru didasarkan pada desain yang diperbaiki untuk aerodinamis) atau karakteristik fisik (seperti ponsel baru yang lebih ringan dan kecil). Bila gagasan berasal dari konsumen atau distributor, kecenderungannya adalah bahwa ide tersebut dijabarkan dalam konteks manfaat pemecahan masalah (misalnya, koper atau tas yang dapat mudah dimasukkan ke dalam overhead compartment di pesawat). Oleh sebab itu, konsep produk baru harus dinyatakan dalam dua aspek: (1) spesifikasi manfaat yang bakal diterima oleh para pelanggan potensial; dan (2) definisi atribut fisik atau teknologi yang dapat menghasilkan manfaat-manfaat tersebut.

beberapa teknik membantu setiap individu dan kelompok dalam organisasi untuk menghasilkan ide-ide yang lebih baik: Daftar atribut Teknik ini memerlukan daftar atribut-atribut utama dari produk lama dan memodifikasi setiap atribut dalam upaya mencari produk yang lebih baik. Misalnya sebuah obeng. Atributnya adalah batangan besi bundar, pegangannya dari kayu, dioperasikan secara manual, dan tenaga putarannya diperoleh dari kegiatan memutar.

Kemudian suatu kelompok mempertimbangkan cara untuk meningkatkan kinerja atau daya tarik produk. Batangan bundar tersebut dapat diubah menjadi segi enam sehingga dapat ditambahkan pegangan untuk memperkuat tenaga putaran; tenaga listrik dapat menggantikan tenaga manusia; tenaga putaran dapat dihasilkan dengan mendorong. Ide-ide yang bermanfaat dapat diperoleh melalui cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut pada suatu obyek dan atribut-atributnya:dapatkah digunakan untuk kegunaan lain? Disesuaikan? Diperkuat? Diperkecil? Digantikan? Ditata ulang? Dibalik? Digabungkan?

Forced Relationship

Dalam teknik ini, beberapa obyek dipertimbangkan keterkaitannya satu sama lain. Misalnya, seorang produsen peralatan kantor ingin merancang meja kerja eksekutif baru. Beberapa obyek didaftar, misalnya meja kerja, televisi, jam, komputer, mesin foto kopi, mesin fax, lemari buku, dan lain-lain. Hasilnya adalah suatu meja kerja
elektronik dengan panel seperti yang terdapat pada kokpit pesawat.

Analisis morfologi

Metode ini membutuhkan identifikasi dimensi struktural masalah dan menguji hubungan-hubungan di antaranya. Misalnya permasalahannya berkaitan dengan pemindahan sesuatu dari tempat tertentu ke tempat lainnya dengan kendaraan. Dimensi utamanya adalah jenis kendaraannya (kereta, kursi, penghela, tempat tidur), perantaranya (udara, air, minyak, permukaan keras, roda, rel), sumber tenaganya (tekanan udara, mesin uap internal, motor listrik). Sehingga kendaraan jenis kereta dengan tenaga dari mesin uap internal dan bergerak di atas permukaan keras adalah mobil. Yang diharapkan adalah untuk membuat suatu kombinasi baru.

Identifikasi Kebutuhan/Masalah

Teknik-teknik di atas (daftar atribut, forced relationship, dan analisis morfologi) tidak memerlukan masukan dari konsumen untuk menghasilkan ide. Berbeda dengan teknik-teknik tersebut, identifikasi kebutuhan/masalah dimulai dari konsumen. Konsumen ditanya mengenai kebutuhan, masalah, dan ide-ide mereka. Misalnya
konsumen ditanyai mengenai masalah mereka dalam menggunakan produk tertentu. Kemudian berbagai masalah yang muncul dikelompokkan berdasarkan tingkat keseriusannya, frekuensinya, dan biaya penanggulangannya untuk menentukan perbaikan produk apa saja yang harus dilakukan.

Brainstorming

Dalam teknik ini, perusahaan membentuk semacam kelompok yang terdiri atas enam sampai sepuluh orang. Mereka diminta untuk mengajukan usul dan ide sebanyak mungkin dalam jangka waktu tertentu (misalnya dalam satu jam). Agar dapat efektif maka ada empat pedoman yang sebaiknya digunakan:

Tanpa kritik, artinya komentar-komentar negatif atas ide-ide yang dikemukakan harus ditahan sampai semua ide tertampung. Pemberian kebebasan, maksudnya semakin liar atau semakin gila ide-ide yang dikemukakan, semakin baik. Hal ini karena lebih mudah mengurangi daripada memancing munculnya ide. Mendorong kuantitas, di mana semakin banyak jumlah ide, maka semakin besar kemungkinan diperoleh ide yang baik. Mendukung penggabungan dan perbaikan ide, di mana setiap anggota kelompok dimungkinkan untuk menggabungkan idenya dengan ide dari rekan lainnya untuk memperoleh ide baru lainnya.

Sinektik

Terkadang metode brainstorming menghasilkan pemecahan terlalu cepat, sebelum dikembangkan berbagai perspektif yang memadai. Oleh karena itu ada teknik lain yang disebut metode sinektik. Dalam metode ini, ada lima prinsip pokok yang dijadikan acuan, yaitu:

Penundaan: lihat sudut pandangnya dulu, baru pemecahannya.
Otonomi obyek: biarkan masalah tersebut seperti apa adanya.
Gunakan tempat yang umum: ambil keuntungan dari keterbiasaan sebagai titik tolak.
Keterlibatan/keterlepasan: ambil posisi antara masuk kesuatu masalah dan berdiri di luarnya, sehingga dapat melihatnya sebagai suatu keseluruhan.
Gunakan metafora: biarkan hal-hal yang tidak relevan dan kebetulan memberikan analogi yang dapat menjadi sumber sudut pandang baru.

(2) Penyaringan (Screening)

Tahap penyaringan ide terdiri atas sejumlah aktivitas yang dirancang untuk mengevaluasi suatu konsep produk baru. Konsekuensinya, akan ada banyak konsep baru yang dieliminasi dalam tahap ini. Setidaknya, informasi yang diperoleh dalam tahap penyaringan dapat membantu pihak manajamen untuk: (1) memproyeksikan tingkat permintaan potensial, (2) mengidentifikasi peluang keberhasilan produk, dan (3) memperkitakan tingkat kanibalisasi. Kegiatan-kegiatan penyaringan dapat meliputi studi potensi pasar (market potensial studies), pengujian konsep (concept test), dan model skoring (scoring model).

• Studi Potensi Pasar

Melalui studi ini dapat diperkirakan jumlah pembeli potensial, tingkat pembelian poxensial, dan situasi persaingan (siapa pesaing utama, kemungkinan reaksinya, dan peluang terjadinya kompetisi harga).

• Pengujian Konsep

Pengujian konsep merupakan metode yang berusaha mengukur minat pembeli suatu produk sebelum prototype aktualnya dikembangkan. Pengujian ini bermanfaat untuk memberikan semacam wawasan atau gambaran bagi pihak manajemen mengenai tantangan business.cc”title=”" >pemasaran spesifik yang harus diatasi jika perusahaan akhimya mengkomersialisasi ide produk baru tersebut. Manfaat lainnya adalah untuk membantu upaya memproyeksikan kemungkinan.terjadinya dan tingkat kanibalisasi. Dalam pengujian ini, biasanya pembeli potensial diminta membaca pernyataan-pernyataan tentang fitur dan manfaat produk yang kadangkala disertai pula dengan visualisasinya, selanjutnya mereka diminta untuk menjawab kuesioner terstruktur berkaitan dengan produk tersebut. Konsumen diminta mengungkapkan penilaian, persepsi, dan kesediaan atau kemungkinannya untuk
mencoba ide produk baru.

• Model Skoring

Model ini memungkinkan manajer untuk menyusun peringkat daya tarik secara umum dari suatu konsep produk baru, atau meranking berbagai konsep yang sating bersaing. Prosedur pokok model ini adalah memberikan informasi menyangkut masing-masing konsep kepada sekelompok manajer dan meminta mereka secara independen menilai konsep-konsep tersebut berdasarkan serangkaian karakteristik yang berkaitan dengan peluang pasar, kesesuaian antara produk dan perusahaan, konsistensi dengan prioritas korporat, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesuksesan produk baru.

faktor yang mempengaruhi kesuksesan produk baru meliputi:
a) Superioritas/kualitas produk dalam hal fitur, manfaat, keunikan, corak/model, dan seterusnya.
b) Keunggulan ekonomis bagi konsumen, berupa value for money.
c) Sinergi antara produk baru dan perusahaan secara keseluruhan, terutama dalam hal pemanfaatan ketrampilan pemasaran, keterampilan manajerial, dan pengetahuan bisnis yang telah mapan.
d) Kompatibilitas teknologi dengan kapabilitas riset dan pengembangan, rekayasa, dan produksi perusahaan.
e) Familiaritas bagi perusahaan.
f) Kebutuhan, pertumbuhan dan ukuran pasar yang mencerminkan peluang pasar.
g) Situasi persaingan.
h) Jenis peluang yang tersedia, yaitu apakah produk baru tersebut memiliki pasar yang telah mapan ataukah benar-benar produk inovatif yang pasarnya juga belum berkembang.
i) Definisi proyek pengembangan produk baru.

Dalam penyaringan ide, perusahaan harus menghindari dua jenis kesalahan. Yang pertama adalah menolak ide yang sesungguhnya bagus, dan yang kedua adalah menerima dan meneruskan ide yang buruk ke tahap pengembangan dan komersisasi. Dalam hal ini, kita dapat membedakan tiga jenis kegagalan produk. Pertama, kegagalan produk yang absolut, yaitu kegagalan yang menimbulkan kerugian, di mana penjualan tidak dapat menutupi biaya variabel. Kedua, kegagalan produk yang bersifat parsial, di mana ini menimbulkan kerugian tetapi penjualannya dapat menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap. Sedangkan yang ketiga, kerugian produk relatif adalah jenis kegagalan produk yang memberikan laba yang lebih kecil daripada sasaran tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan.

Tujuan penyaringan ide adalah untuk menolak ide-ide buruk sedini mungkin. Mengapa harus demikian? Karena biaya pengembangan produk semakin besar dalam setiap tahap pengembangan. Jika sebuah produk telah mencapai tahap berikutnya, maka umumnya pihak manajemen beranggapan bahwa mereka telah melakukan banyak investasi dalam produk tersebut, sehingga produk itu harus diluncurkan untuk mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan. Padahal sesungguhnya ide awalnya bukanlah ide yang bagus, karena itu situasi ini dapat menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan.

Suatu ide produk baru perlu dijelaskan dalam bentuk standar yang menggambarkan ide produk, pasar sasaran dan persaingannya, serta memberikan perkiraan kasar mengenai ukuran pasarnya, harga produk, waktu dan biaya pengembangan, biaya produksi, dan tingkat pengembalian. Kemudian setiap ide yang ada dibandingkan dengan sejumlah kriteria. Ajukan pertanyaan secara rinci mengenai apakah suatu ide produk dapat sesuai dengan tujuan, strategi, dan sumber daya perusahaan. Ide-ide yang tidak dapat menjawab satu atau lebih pertanyaan-pertanyaan tersebut harus ditolak.

(3) Pengembangan Produk

Ide-ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang dapat diuji. Ada perbedaan antara ide produk, konsep produk, dan citra produk. Yang dinamakan ide produk adalah produk yang mungkin ditawarkan perusahaan ke pasar. Konsep produk merupakan versi yang lebih rinci dari suatu ide yang dinyatakan dalam
istilah yang dimengerti konsumen. Sedangkan citra produk ialah gambaran khusus yang diperoleh konsumen mengenai produk yang masih potensial ataupun yang sudah aktual.

Pengembangan produk merupakan upaya teknis yang mengubah suatu konsep menjadi produk nyata (working product). Dalam hal ini terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan:

a. Pengembangan arsitektur produk (product architecture)
merupakan spesifikasi bagian-bagian, komponen, rakitan, dan teknologi serta keterkaitannya yang menghasilkan fungsi sesuai dengan apa yang diinginkan. Jadi, arsitektur produk merupakan rencana dasar yang memastikan bahwa konsep produk bakal diimplementasikan.

b. Aplikasi desain industri (industrial design)
yaitu proses menciptakan dan mengembangkan spesifikasi produk yang dapat mengoptimalkan fungsi, nilai, dan tampilan produk. Aktivitas ini biasanya dilakukan para perancang profesional yang bekerja dalam tim lintas fungsional.

c. Penilaian atas persyaratan/kebutuhan manufaktur dan uji kinerja
selanjutnya bermanfaat untuk memperoleh informasi berkenaan dengan keputusan penetapan harga dan biaya pemasaran lainnya.

(4) Pengujian Produk/Pasar

Tujuan Tahap Uji Pemasaran adalah untuk:
(1) memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang sukses produk baru,
(2) mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian akhir yang dibutuhkan untuk produk, dan
(3) menetapkan elemen-elemen penting dalam program pemasaran yang akan digunakan untuk memperkenalkan produk di pasar. Secara garis besar, terdapat 4 kegiatan dalam pengujian pasar/ produk:

a. Pengujian teknis (technical testing)
dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximation produk akhir. Pengujian kinerja produk prototipe dapat memberikan sejumlah informasi penting mengenai:
Usia pajang produk (product shelf life) Tingkat keusangan produk Masalah yang timbul akibat penggunaan atau konsumsi yang tidak semestinya Potensi kerusakan yang membutuhkan penggantian Jadwal pemeliharaan yang tepat.
Masing-masing jenis informasi tersebut dapat memiliki dampak biaya pada pemasaran produk. Sebagai contoh estimasi usia pajang produk dapat mempengaruhi frekuensi dan biaya pengiriman. Kemungkinan timbulnya masalah pemakaian yang signifikan dapat mengakibatkan diperlukannya tambahan informasi periklanan, labeling, atau point-of-sale.

b. Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing)
digunakan untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran dan untuk membuat ramalan penjualan awal dari produk baru. Secara umum ada dua cara utama untuk keperluan tipe pengujian ini. Pendekatan pertama adalah meminta konsumen untuk memakai suatu produk selama jangka waktu tertentu, lalu kemudian mereka diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan berkaitan dengan preferensi dan kepuasan mereka. Pendekatan kedua adalah melakukan “blind test” sedemikian rupa sehingga konsumen membandingkan berbagai alternatif produk tanpa, mengetahui nama merek atau produsennya. Pada dasamya, pengujian preferensi dan kepuasan memberikan sejumlah manfaat pokok, di antaranya:

* Uji preferensi aktual dan uji teknis dapat memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terutama jika perusahaan ingin menampilkan superioritas dalam hal persepsi pelanggan terhadap keunggulan spesifik pada produk perusahaan dibandingkan pesaing.
* Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting dalam memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Hasil yang kurang bagus dalam uji ini dapat berdampak pada dibatalkannya peluncuran produk atau perancangan ulang produk baru.
* Kendati penerimaan pasar terhadap produk baru ditentukan oleh semua komponen program pemasaran, namun berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi padadimensi kinerja produk mengindikasikan bahwa ide produk bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya.
* Uji preferensi biasanya memberikan signal awal terbaik atas kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.

c. Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets)
merupakan prosedur riset pemasaran yang dirancang untuk memberikan gambaran yang cepat dan murah mengenai pangsa pasar yang dapat diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat digunakan adalah BASES, ASSESSOR, LITMUS, dan DESIGNOR.

d. Pengujian pasar (test markets)
Dalam uji pasar, perusahaan menawarkan suatu produk untuk dijual di wilayah pasar yang terbatas yang sedapat mungkin mewakili keseluruhan pasar di mana produk tersebut nantinya akan dijual.
Secara prinsip, ada perbedaan signifikan antara metode pengujian pasar untuk produk konsumen (consumer goods) dan produk bisnis/industrial (business goods). Dalam pengujian produk konsumen, perusahaan berusaha mengestimasi empat variabel, yaitu percobaan produk (product trial), pengulangan pembelian pertama (first repeat), adopsi produk, dan frekuensi pembelian. Tentu saja perusahaan mengharapkan bahwa semua variabel tersebut menunjukkan tingkat yang tinggi. Metode pokok untuk menguji pasar produk konsumen, mulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal, berturut-turut adalah:

1) Sales-Wave Research

Dalam metode ini, konsumen yang pada mulanya mencoba suatu produk secara gratis ditawarka kembali produk tersebut, atau produk pesaing, dengan harga yang sedikit diturunkan (lebih murah). Mereka mungkin ditawari produk tersebut sebanyak tiga sampai lima kali (gelombang penjualan = sales waves), kemudian pemisahaan memperhatikan berapa kali konsumen tersebut memilih produk perusahaan dan tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga meliputi usaha mempresentasikan kepada konsumen satu atau beberapa konsep iklan dalam bentuk kasarnya untuk mengamati dampaknya terhadap pembelian ulang.

2) Simulated Test

Metode ini membutuhkan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan atau tempat lainnya. Perusahaan menanyakan beberapa hal kepada mereka, berkaitan dengan preferensi dan awareness mereka terhadap merek-merek pada jenis produk tertentu. Mereka dapat saja diundang untuk menyaksikan pertunjukan iklan singkat, termasuk yang sudah terkenal maupun yang masih baru. Dalam penayangan
tersebut disisipkan iklan produk baru. Kemudian konsumen diberi sejumlah uang dan diminta untuk datang ke toko khusus di mana mereka dapat membelanjakan uang tersebut sesuai kebumhan masing-masing. Meskipun mereka tidak membeli merek baru yang diteliti, mereka tetap diberikan sampel gratis merek tersebut.
Perusahaan lalu mengamati jumlah konsumen yang membeli merek baru tersebut dan merek pesaing. Data ini memberikan gambaran mengenai efektivitas iklan mereka terhadap iklan pesaing. Konsumen kemudian diminta mengungkapkan alasan-alasan mereka untuk membeli atau tidak membeli. Beberapa minggu kemudian mereka diwawancarai kembali melalui telepon untuk menentukan sikap mereka terhadap produk tersebut, penggunaannya, kepuasannya, dan minat untuk membeli kembali, serta ditawari kesempatan untuk membeli kembali produk tersebut.

3) Controlled Test Marketing

eberapa perusahaan riset menangani berbagai toko partisipan yang akan menjual produk-produk baru dengan imbalan tertentu. Perusahaan yang menghasilkan produk baru menentukan jumlah toko dan lokasi pengujian produknya. Kemudian perusahaan riset mengirimkan produk baru tersebut ke tokotoko bersangkutan clan mengendalikan penempatannya pada rak pajangan, jumlah pajangan, serta promosi pembelian dan harga sesuai kesepakatan. Hasil penjualan dapat dilacak dengan menggunakan scanner elektronik. Perusahaan dapat mengevaluasi pengaruh Tdan lokal clan promosi selama pengujian.

Controlled test marketing memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor-faktor dalam toko (in-store factors) dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa melibatkan konsumen secara langsung. Suatu sampel konsumen kemudian diwawancarai untuk memperoleh kesan mereka terhadap, produk tersebut. Perusahaan tidak harus menggunakan wiraniaga mereka sendiri, memberi potongan penjualan, atau `membeli jaringan distribusi. Sebaliknya, metode ini tidak memberikan informasi mengenai cara membujuk distributor agar bersedia menjual produk baru perusahaan.

4) Test Markets

Uji pasar merupakan cara utama dalam menguji produk konsumen baru dalam situasi yang sama dengan yang akan dihadapi dalam peluncuran produk bersangkutan. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perusahaan riset untuk menentukan kota-kota di mana wiraniaga perusahaan akan mencoba membujuk para distributor agar menjual produk tersebut dan menempatkannya dalam rak pajangan mereka. Perusahaan melakuan periklanan dan promosi sama seperti yang akan dilakukan dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang dibutuhkan akan sangat tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, dan jumlah data yang ingin dikumpulkan perusahaan.

Melalui uji pasar akan diperoleh beberapa manfaat, di antaranya memberikan prediksi yang lebih dapat diandalkan mengenai penjualan di masa depan; pengujian awal atas rencana pemasaran; perusahaan dapat mengetahui kekurangan yang ada pada produk. Perusahaan memperoleh gambaran atas berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi; dan perusahaan memperoleh pemahaman lebih baik atas perilaku berbagai segmen pasar.

Sementara itu, produk bisnis juga memperoleh manfaat dari uji pasar, di mana pengujiannya bervariasi tergantung jenis barangnya. Barang-barang industri yang mahal dan menggunakan teknologi baru biasanya menjalani pengujian Alpha dan Beta. Pengujian Alpha merupakan pengujian produk untuk mengukur dan meningkatkan kinerja, keandalan, rancangan, dan biaya operasi produk. Jika hasilnya baik, perusahaan akan melanjutkan dengan pengujian Beta dengan mengundang para pengguna potensial agar dapat melakukan pengujian secara, rahasia di tempat mereka sendiri.

Metode uji pasar lainnya adalah dengan memperkenalkan produk bisnis baru tersebut dalam pameran dagang. Selain itu, produk baru industrial dapat pula diuji di tempat pajangan distributor dan dealer. Cara lain yang juga dapat ditempuh adalah uji pemasaran. di mana perusahaan menghasilkan pasokan produk dalam jumlah terbatas dan menyerahkannya kepada wiraniaganya untuk menjualnya di daerah geografis yang terbatas dengan dukungan promosi, katalog tercetak, dan sebagainya. Melalui cara ini, manajemen dapat mempelajari apa yang mungkin terjadi dalam pemasaran berskala penuh dan menyajikan informasi yang lebih lengkap
untuk memutuskan komersialisasi produk tersebut.

(5) Analisis Bisnis ( Business Analysis)

Tujuan analisis bisnis adalah untuk mendapatkan gambaran sekomprehensif mungkin tentang dampak finansial yang dapat diperoleh dari memperkenalkan suatu produk baru. Sejumlah ukuran (seperti biaya, laba, Return On Investment, dan arus kas) digunakan, demikian pula metode-metode seperti analisis payback periog break -even analysis dan risk analysis. Analisis bisnis membutuhkan informasi rinci mengenai biaya manufaktur, biaya pemasaran, tingkat penjualan yang diperkirakan, dan tingkat kemungkinan kanibalisasi produk. Evaluasi finansial untuk produk baru lebih kompleks dibandingkan produk yang sudah mapan. Hal ini terjadi karena sejumlah faktor, di antaranya rentang waktu, kemungkinan kanibalisasi, dari kebutuhan akan investasi.

(6) Komersialisasi (Commercialization)

Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Pada prinsipnya, ada 3 komponen strategi peluncuran produk baru, yaitu:

Penentuan timing introduksi produk baru. Timing peluncuran produk baru merupakan aspek krusial, baik dari sudut pandang permintaan pelanggan maupun kompetisi. Dalam hal permintaan pelanggan, misalnya, ada tingkat musiman (seasonality) tertentu dalam kategori produk spesifik. Contohnya, penjualan sarung cenderung mencapai puncaknya saat menjelang Lebaran. Penjualan alat tulis dan buku teks biasanya sangat tinggi pada permulaan tahun ajaran baru dan menjelang ujian. Oleh sebab itu, sebaiknya produk baru diperkenalkan menjelang periode permintaan puncak. Bintang film, sutra-dara dan sekaligus produser kondang Jackie Chan biasanya meluncurkan film barunya menjelang tahun baru Imlek, karena saat itu penonton bioskop di kalangan etnis Tionghoa sangat besar. Sementara itu, dalam perspektif kompetisi, apabila diferensiasi produk relatif rendah, maka keputusan untuk secepat mungkin memasuki pasar merupakan pilihan strategik. Pionir
cenderung memperoleh keunggulan dalam hal consumer awareness dan pangsa pasar dalam kasus tersebut.

* Pemilihan strategi merek (branding strategy). Akseptansi konsumen terhadap produk baru dipengaruhi oleh citra merek. Apabila perusahaan memiliki nama merek yang memiliki ekuitas merek tinggi, maka biaya peluncuran produk barunya cenderung lebih rendah. Citra merek dapat menekan persepsi konsumen
terhadap risiko mencoba. produk. Lagipula, citra merek juga dapat meningkatkan ekspektasi distributor atas kesuksesan item produk baru. Konsekuensinya, upaya pemasaran yang dibutuhkm tidak terlalu besar dalam rangka mendorong pencobaan produk dan mendapatkan tempat di rak pajangan distributor perusahaan memperluas ekuitas merek yang sudah ada. Alternatif strategi merek yang tersedia, di antaranya:

A. brand extension, yaitu menggunakan nama merek yang sudah terkenal untuk kategori produk baru, misalnya Nike juga memproduksi pakaian, topi, dan tas;

B. line extension, yaitu menggunakan nama merek yang sudah mapan untuk produk baru dalam kategori atau lini produk yang sama, contohnya BMW300, BMW 500, dan BMW 700;

C. new brand, yang menggunakan Hama merek baru untuk produk baru yang diluncurkan.
Koordinasi program-program pemasaran yang mendukung introduksi produk baru, seperti program harga, promosi, distribusi. Efektivitas koordinasi & keselarasan antar program pemasaran akan menentukan keberhasilan program peluncuran produk baru.

Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk :
 Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki
Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan
Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri
 Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya
 Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses

Arti Penting Orientasi Pemasaran
Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing Wirausahawan harus berorientasi konsumen.

Matriks Produk – Pasar
5 langkah untuk merumuskan tujuan bauran produk – pasar :
• Pemeriksaan kecenderungan penting dalam lingkungan bisnis dari daerah produk – pasar
• Pemeriksaan kecenderungan pertumbuhan dan kecenderungan keuntungan
• Pemisahan bidang produk – pasar yang akan menarik ke depan maupun daerah yang akan tertarik
• Pertimbangan mengenai kebutuhan atau diperlukannya tambahan produk atau daerah pasaran baru pada bauran
• Derivasi profil bauran produk – pasar optimum namun realistis didasarkan pada kesimpulan yang dicapai pada langkah 1 sampai 4

Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru
Kurangnya obyektivitas
 Kurangnya kedekatan dengan pasar
Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
Diabaikannya kebutuhan finansial
Kurangnya diferensiasi produk
Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai

Peluncuran usaha baru yang harus dilakukan oleh wirausahawan adalah :
• Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari gagasan bagi produk atau jasa
• Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki
• Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses
• Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi pengembangan dan produksi
• Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau jasa
• Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu yang membedakannya dari pesaing
• Melindungi gagasan kreatif melalui hak paten, hak cipta, merek dagang dan merek jasa.


Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk :
• Tahap Gagasan
Proses pengembangan produk baru berawal dari pencarian ide. Ide produk baru dapat berasal dari sejumlah sumber, misalnya departemen riset dan pengembangan, konsumen, ilmuwan, pesaing, karyawan (terutama wiraniaga), anggota saluran distribusi (distributor), dan manajemen puncak. Biasanya gagasan yang muncul dari sisi teknologi pemisahaan cenderung akan dirunuskan dalam technological terms (misalnya, gagasan mobil baru didasarkan pada desain yang diperbaiki untuk aerodinamis) atau karakteristik fisik (seperti ponsel baru yang lebih ringan dan kecil). Bila gagasan berasal dari konsumen atau distributor, kecenderungannya adalah bahwa ide tersebut dijabarkan dalam konteks manfaat pemecahan masalah (misalnya, koper atau tas yang dapat mudah dimasukkan ke dalam overhead compartment di pesawat). Oleh sebab itu, konsep produk baru harus dinyatakan dalam dua aspek: (1) spesifikasi manfaat yang bakal diterima oleh para pelanggan potensial; dan (2) definisi atribut fisik atau teknologi yang dapat menghasilkan manfaat-manfaat tersebut.

• Tahap Konsep
Tahap penyaringan ide terdiri atas sejumlah aktivitas yang dirancang untuk mengevaluasi suatu konsep produk baru. Konsekuensinya, akan ada banyak konsep baru yang dieliminasi dalam tahap ini. Setidaknya, informasi yang diperoleh dalam tahap penyaringan dapat membantu pihak manajamen untuk: (1) memproyeksikan tingkat permintaan potensial, (2) mengidentifikasi peluang keberhasilan produk, dan (3) memperkitakan tingkat kanibalisasi. Kegiatan-kegiatan penyaringan dapat meliputi studi potensi pasar (market potensial studies), pengujian konsep (concept test), dan model skoring (scoring model).

• Tahap Pengembangan Produk
Ide-ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang dapat diuji. Ada perbedaan antara ide produk, konsep produk, dan citra produk. Yang dinamakan ide produk adalah produk yang mungkin ditawarkan perusahaan ke pasar. Konsep produk merupakan versi yang lebih rinci dari suatu ide yang dinyatakan dalam istilah yang dimengerti konsumen. Sedangkan citra produk ialah gambaran khusus yang diperoleh konsumen mengenai produk yang masih potensial ataupun yang sudah aktual.
Pengembangan produk merupakan upaya teknis yang mengubah suatu konsep menjadi produk nyata (working product). Dalam hal ini terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan:
a. Pengembangan arsitektur produk (product architecture) yang merupakan spesifikasi bagian-bagian, komponen, rakitan, dan teknologi serta keterkaitannya yang menghasilkan fungsi sesuai dengan apa yang diinginkan. Jadi, arsitektur produk merupakan rencana dasar yang memastikan bahwa konsep produk bakal diimplementasikan.
b. Aplikasi desain industri (industrial design), yaitu proses menciptakan dan mengembangkan spesifikasi produk yang dapat mengoptimalkan fungsi, nilai, dan tampilan produk. Aktivitas ini biasanya dilakukan para perancang profesional yang bekerja dalam tim lintas fungsional.
c. Penilaian atas persyaratan/kebutuhan manufaktur dan uji kinerja yang selanjutnya bermanfaat untuk memperoleh informasi berkenaan dengan keputusan penetapan harga dan biaya pemasaran lainnya.

• Tahap Uji Pemasaran
Tujuan tahap ini adalah untuk:
1. memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang sukses produk baru,
2. mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian akhir yang dibutuhkan untuk produk, dan
3. menetapkan elemen-elemen penting dalam program pemasaran yang akan digunakan untuk memperkenalkan produk di pasar. Secara garis besar, terdapat 4 kegiatan dalam pengujian pasar/ produk:
a. Pengujian teknis
(technical testing) dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximation produk akhir. Pengujian kinerja produk prototipe dapat memberikan sejumlah informasi penting mengenai:
Usia pajang produk (product shelf life)
Tingkat keusangan produk
Masalah yang timbul akibat penggunaan atau konsumsi yang tidak semestinya
Potensi kerusakan yang membutuhkan penggantian
Jadwal pemeliharaan yang tepat.
Masing-masing jenis informasi tersebut dapat memiliki dampak biaya pada pemasaran produk. Sebagai contoh estimasi usia pajang produk dapat mempengaruhi frekuensi dan biaya pengiriman. Kemungkinan timbulnya masalah pemakaian yang signifikan dapat mengakibatkan diperlukannya tambahan informasi periklanan, labeling, atau point-of-sale.
b. Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing) yang digunakan untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran dan untuk membuat ramalan penjualan awal dari produk baru. Secara umum ada dua cara utama untuk keperluan tipe pengujian ini. Pendekatan pertama adalah meminta konsumen untuk memakai suatu produk selama jangka waktu tertentu, lalu kemudian mereka diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan berkaitan dengan preferensi dan kepuasan mereka. Pendekatan kedua adalah melakukan “blind test” sedemikian rupa sehingga konsumen membandingkan berbagai alternatif produk tanpa, mengetahui nama merek atau produsennya. Pada dasamya, pengujian preferensi dan kepuasan memberikan sejumlah manfaat pokok, di antaranya:
* Uji preferensi aktual dan uji teknis dapat memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terutama jika perusahaan ingin menampilkan superioritas dalam hal persepsi pelanggan terhadap keunggulan spesifik pada produk perusahaan dibandingkan pesaing.
*Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting dalam memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Hasil yang kurang bagus dalam uji ini dapat berdampak pada dibatalkannya peluncuran produk atau perancangan ulang produk baru.
* Kendati penerimaan pasar terhadap produk baru ditentukan oleh semua komponen program pemasaran, namun berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi padadimensi kinerja produk mengindikasikan bahwa ide produk bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya.
*Uji preferensi biasanya memberikan signal awal terbaik atas kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
c. Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets), merupakan prosedur riset pemasaran yang dirancang untuk memberikan gambaran yang cepat dan murah mengenai pangsa pasar yang dapat diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat digunakan adalah BASES, ASSESSOR, LITMUS, dan DESIGNOR.
d. Pengujian pasar (test markets) Dalam uji pasar, perusahaan menawarkan suatu produk untuk dijual di wilayah pasar yang terbatas yang sedapat mungkin mewakili keseluruhan pasar di mana produk tersebut nantinya akan dijual.
Secara prinsip, ada perbedaan signifikan antara metode pengujian pasar untuk produk konsumen (consumer goods) dan produk bisnis/industrial (business goods). Dalam pengujian produk konsumen, perusahaan berusaha mengestimasi empat variabel, yaitu percobaan produk (product trial), pengulangan pembelian pertama (first repeat), adopsi produk, dan frekuensi pembelian. Tentu saja perusahaan mengharapkan bahwa semua variabel tersebut menunjukkan tingkat yang tinggi. Metode pokok untuk menguji pasar produk konsumen, mulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal, berturut-turut adalah:
(1) Sales-Wave Research
Dalam metode ini, konsumen yang pada mulanya mencoba suatu produk secara gratis ditawarka kembali produk tersebut, atau produk pesaing, dengan harga yang sedikit diturunkan (lebih murah). Mereka mungkin ditawari produk tersebut sebanyak tiga sampai lima kali (gelombang penjualan = sales waves), kemudian pemisahaan memperhatikan berapa kali konsumen tersebut memilih produk perusahaan dan tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga meliputi usaha mempresentasikan kepada konsumen satu atau beberapa konsep iklan dalam bentuk kasarnya untuk mengamati dampaknya terhadap pembelian ulang.
(2) Simulated Test Marketing
Metode ini membutuhkan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan atau tempat lainnya. Perusahaan menanyakan beberapa hal kepada mereka, berkaitan dengan preferensi dan awareness mereka terhadap merek-merek pada jenis produk tertentu. Mereka dapat saja diundang untuk menyaksikan pertunjukan iklan singkat, termasuk yang sudah terkenal maupun yang masih baru. Dalam penayangan tersebut disisipkan iklan produk baru. Kemudian konsumen diberi sejumlah uang dan diminta untuk datang ke toko khusus di mana mereka dapat membelanjakan uang tersebut sesuai kebumhan masing-masing. Meskipun mereka tidak membeli merek baru yang diteliti, mereka tetap diberikan sampel gratis merek tersebut.Perusahaan lalu mengamati jumlah konsumen yang membeli merek baru tersebut dan merek pesaing. Data ini memberikan gambaran mengenai efektivitas iklan mereka terhadap iklan pesaing. Konsumen kemudian diminta mengungkapkan alasan-alasan mereka untuk membeli atau tidak membeli. Beberapa minggu kemudian mereka diwawancarai kembali melalui telepon untuk menentukan sikap mereka terhadap produk tersebut, penggunaannya, kepuasannya, dan minat untuk membeli kembali, serta ditawari kesempatan untuk membeli kembali produk tersebut.
(3) Controlled Test Marketing
Beberapa perusahaan riset menangani berbagai toko partisipan yang akan menjual produk-produk baru dengan imbalan tertentu. Perusahaan yang menghasilkan produk baru menentukan jumlah toko dan lokasi pengujian produknya. Kemudian perusahaan riset mengirimkan produk baru tersebut ke tokotoko bersangkutan clan mengendalikan penempatannya pada rak pajangan, jumlah pajangan, serta promosi pembelian dan harga sesuai kesepakatan. Hasil penjualan dapat dilacak dengan menggunakan scanner elektronik. Perusahaan dapat mengevaluasi pengaruh Tdan lokal clan promosi selama pengujian.
Controlled test marketing memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor-faktor dalam toko (in-store factors) dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa melibatkan konsumen secara langsung. Suatu sampel konsumen kemudian diwawancarai untuk memperoleh kesan mereka terhadap, produk tersebut. Perusahaan tidak harus menggunakan wiraniaga mereka sendiri, memberi potongan penjualan, atau `membeli jaringan distribusi. Sebaliknya, metode ini tidak memberikan informasi mengenai cara membujuk distributor agar bersedia menjual produk baru perusahaan.
(4) Test Markets
Uji pasar merupakan cara utama dalam menguji produk konsumen baru dalam situasi yang sama dengan yang akan dihadapi dalam peluncuran produk bersangkutan. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perusahaan riset untuk menentukan kota-kota di mana wiraniaga perusahaan akan mencoba membujuk para distributor agar menjual produk tersebut dan menempatkannya dalam rak pajangan mereka. Perusahaan melakuan periklanan dan promosi sama seperti yang akan dilakukan dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang dibutuhkan akan sangat tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, dan jumlah data yang ingin dikumpulkan perusahaan.
Melalui uji pasar akan diperoleh beberapa manfaat, di antaranya memberikan prediksi yang lebih dapat diandalkan mengenai penjualan di masa depan; pengujian awal atas rencana pemasaran; perusahaan dapat mengetahui kekurangan yang ada pada produk. Perusahaan memperoleh gambaran atas berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi; dan perusahaan memperoleh pemahaman lebih baik atas perilaku berbagai segmen pasar.
Sementara itu, produk bisnis juga memperoleh manfaat dari uji pasar, di mana pengujiannya bervariasi tergantung jenis barangnya. Barang-barang industri yang mahal dan menggunakan teknologi baru biasanya menjalani pengujian Alpha dan Beta. Pengujian Alpha merupakan pengujian produk untuk mengukur dan meningkatkan kinerja, keandalan, rancangan, dan biaya operasi produk. Jika hasilnya baik, perusahaan akan melanjutkan dengan pengujian Beta dengan mengundang para pengguna potensial agar dapat melakukan pengujian secara, rahasia di tempat mereka sendiri.
Metode uji pasar lainnya adalah dengan memperkenalkan produk bisnis baru tersebut dalam pameran dagang. Selain itu, produk baru industrial dapat pula diuji di tempat pajangan distributor dan dealer. Cara lain yang juga dapat ditempuh adalah uji pemasaran. di mana perusahaan menghasilkan pasokan produk dalam jumlah terbatas dan menyerahkannya kepada wiraniaganya untuk menjualnya di daerah geografis yang terbatas dengan dukungan promosi, katalog tercetak, dan sebagainya. Melalui cara ini, manajemen dapat mempelajari apa yang mungkin terjadi dalam pemasaran berskala penuh dan menyajikan informasi yang lebih lengkap untuk memutuskan komersialisasi produk tersebut.

• Tahap Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Pada prinsipnya, ada 3 komponen strategi peluncuran produk baru, yaitu:
Penentuan timing introduksi produk baru. Timing peluncuran produk baru merupakan aspek krusial, baik dari sudut pandang permintaan pelanggan maupun kompetisi. Dalam hal permintaan pelanggan, misalnya, ada tingkat musiman (seasonality) tertentu dalam kategori produk spesifik. Contohnya, penjualan sarung cenderung mencapai puncaknya saat menjelang Lebaran. Penjualan alat tulis dan buku teks biasanya sangat tinggi pada permulaan tahun ajaran baru dan menjelang ujian. Oleh sebab itu, sebaiknya produk baru diperkenalkan menjelang periode permintaan puncak. Bintang film, sutra-dara dan sekaligus produser kondang Jackie Chan biasanya meluncurkan film barunya menjelang tahun baru Imlek, karena saat itu penonton bioskop di kalangan etnis Tionghoa sangat besar. Sementara itu, dalam perspektif kompetisi, apabila diferensiasi produk relatif rendah, maka keputusan untuk secepat mungkin memasuki pasar merupakan pilihan strategik. Pionir
cenderung memperoleh keunggulan dalam hal consumer awareness dan pangsa pasar dalam kasus tersebut.


Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk :
o Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki
o Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan
o Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri
o Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya
o Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses



Arti Penting Orientasi Pemasaran
o Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing
o Wirausahawan harus berorientasi konsumen



Matriks Produk – Pasar
5 langkah untuk merumuskan tujuan bauran produk – pasar :
•Pemeriksaan kecenderungan penting dalam lingkungan bisnis dari daerah produk – pasar
· Pemeriksaan kecenderungan pertumbuhan dan kecenderungan keuntungan
· Pemisahan bidang produk – pasar yang akan menarik ke depan maupun daerah yang akan tertarik
· Pertimbangan mengenai kebutuhan atau diperlukannya tambahan produk atau daerah pasaran baru pada bauran
· Derivasi profil bauran produk – pasar optimum namun realistis didasarkan pada kesimpulan yang dicapai pada langkah 1 sampai 4



Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru
1. Kurangnya obyektivitas
2. Kurangnya kedekatan dengan pasar
3. Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
4. Diabaikannya kebutuhan finansial
5. Kurangnya diferensiasi produk
6. Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai
Peluncuran usaha baru
Yang harus dilakukan oleh wirausahawan adalah :
· Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari gagasan bagi produk atau jasa
· Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki
· Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses
· Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi pengembangan dan produksi
· Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau jasa
· Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu yang membedakannya dari pesaing



Daftar pustaka:

- http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan
- entrepreneur.gunadarma.ac.id
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/kepemimpinan-dalam-berwirausaha/
http://viewcomputer.wordpress.com/kewirausahaan/
http://ammarawirausaha.blogspot.com/2010/12/masalah-masalah-dalam-hubungan-saluran.html