Laporan
Keuangan
1.Latar
Belakang Laporan Keuangan
Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi
kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan
data-data yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode
tertentu sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan dapat mengetahui keadaan keuangan dari laporan keuangan yang disusun
dan disajikan oleh perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
lapoaran keuangan anatara lain para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang
bersangkutan, para kreditur, bankers, investor, karyawan, dan masyarakat.
Menurut Harahap (2004:105) ”laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca, Laporan rugi
Laba, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan posisi Keuangan”.
Sedangkan Riyanto (2001:15) menyatakan laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai
adanya keuangan suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva,
nilai hutang, dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan keuangan
laba/rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu
biasanya dalam satu tahun.
Pengertian Laporan Keuangan
Dari
pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, laporan keuangan adalah
hasil dari proses akuntansi yang berisi data-data keuangan. Data-data keuangan
ini digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut.
2.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a.
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi,
b.
laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar
pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa
lalu,
c.
laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil
operasi serta arus kas di masa depan. Dari pengertian di atas tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
3.
Jenis-jenis Laporan Keuangan
Ada beberapa jenis laporan keuangan yaitu:
a.
Neraca (Balance Sheet)
Pendapat Skousen (2001:41) yang dimaksud dengan neraca
adalah ”laporan sumber-sumber dari suatu perusahaan (harta), kewajiban
perusahaan (hutang), dan perbedaan antara yang dimiliki (harta) dan apa yang
dipinjam (hutang) yang disebut ekuitas”. Dalam pengertian aktiva tidak terbatas
pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk
pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan pada penghasilan yang akan
datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets)
misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan sebagainya. Pada
dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva
lancar dan aktiva tidak lancar.
Aktiva juga dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis yaitu:
1) Harta lancar yaitu harta yang berupa uang tunai
yang dapat digunakan dalam jangka pendek
2)
Investasi jangka panjang yaitu pernyertaan atau penanaman modal pada perusahaan
lain dalam jangka panjang untuk memperoleh pendapatan
3) Harta tetap yaitu kekayaan perusahaan yang
pemakainya dalam waktu lama serta mempunyai nilai material.
4) Harta tetap tidak berwujud yaitu hak istimewa yang
dimiliki oleh perusahaan yang mempunyai nilai tetapi tidak mempunyai nilai
fisik
5)
Harta lain-lain yaitu harta yang tidak dapat dikelompokkan dalam empat jenis
aktiva di atas.
Yang
termasuk kelompok aktiva lancar adalah seperti di bawah ini:
1) Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk
membiayai operasional perusahaan. Kas meliputi koin, uang kertas, cek yang
diterima dari langganan dan simpanan perusahaan di bank yang dapat ditarik
tanpa pembatasan dari bank bersangkutan. Dalam prakteknya, perusahaan biasanya
bisa memiliki beberapa rekening. Misalnya, satu untuk pembayaran kas umum dan
satu lagi untuk pembayaran gaji.
2) Investasi jangka pendek (marketable securities),
adalah investasi yang sifatnya sementara dengan maksud untuk memanfaatkan uang
kas yang sementara tidak dibutuhkan alat operasional perusahaan. Yang termasuk
dalam investasi jangka pendek adalah: deposito di bank, surat-surat berharga
yang berwujud saham, sertifikat bank dan lain-lain investasi yang mudah
diperjualbelikan.
3)
Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam
bentuk wesel yang diatur dalam undang-undang (suatu utang formal). Sepanjang
piutang wesel diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka diklasifikasikan
dalam neraca sebagai aktiva lancar.
4) Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain
(kreditur) sebagai akibat dari penjualan barang secara kredit. Piutang dagang
ini diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti
30 atau 60 hari. Piutang dagang biasanya disajikan dalam neraca sebesar nilai
realisasinya, yaitu nilai normal piutang dikurangi dengan cadangan kerugian
piutang.
5) Persediaan,
untuk perusahaan dagang yang dimaksud dengan persediaan adalah semua
barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih berada di
gudang/belum laku dijual. Untuk perusahaan manufacturing, persediaan
yang dimiliki meliputi: persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses
dan persediaan barang jadi. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling
aktif dalam operasional perusahaan, yang secara terus menerus akan diperoleh
atau diproduksi untuk dijual.
6) Pendapatan yang masih harus diterima, adalah
pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan
jasa/prestasinya, tetapi belum menerima pembayaran sehingga merupakan tagihan.
7)
Biaya dibayar di muka, adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa/prestasi,
tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa tersebut belum dinikmati
oleh perusahaan pada periode ini.
Hutang adalah kewajiban untuk membayar kas, pemindahan
asset lain atau memberikan jasa-jasa ke orang lain.” Sedangkan menurut Munawir
(2004:18) ”Hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan
yang berasl dari kreditur”.
Hutang
atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang jangka
pendek) dan hutang jangka panjang. Hutang lancar meliputi semua kewajiban yang
akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang tanggal
neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara mengurang
aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva lancar atau dengan cara menimbulkan
hutang lancar yang lain.
Hutang
lancar dapat dibagi atas:
1) hutang dagang yaitu hutang yang timbul karena
adanya transaksi pembelian secara kredit dimana pelunasannya harus dilakukan
dalam jangka pendek,
2) hutang pajak yaitu kewajiban perusahaan yang harus
segera dilunasi kepada pemerintah atas pajak yang dikenakan,
3) hutang dividen yaitu bagian laba yang dibagikan
kepada para pemegang saham,
4)
pendapatan yang diterima dimuka,
Hutang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang
timbul dari kegiatan atau transaksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari
satu tahu ditinjau dari tanggal neraca.
Modal
menggambarkan bagian pemilik perusahaan atau kekayaan perusahaan yang diukur
dengan menghitung selisih antara aktiva dikurangi hutang. Menurut Munawir (2004:19)
”Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukkan
dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan”.
b.
Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui
kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih
atau yang didapat dalam suatu periode. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2007:10)
laporan
laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut yaitu pendapatan, laba rugi usaha,
beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi
yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari
aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi
bersih untuk periode berjalan.
c.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan modal adalah ringkasan tentang
perubahan modal yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Maka dapat diketahui
bahwa laporan perubahan ekuitas memberikan informasi mengenai tambahan atau
pengurangan ekuitas selama periode tertentu. Penambahan ekuitas berasal dari
investasi dan laba sedangkan pengurangan ekuitas biasanya karena kerugian atau
pengambilan pribadi.
d.
Laporan Arus Kas
Dalam laporan ini yang dicantumkan semua transaksi dan
keterjadian perusahaan yang mempunyai konsekuensi kas. Laporan arus kas
menggambarkan keadaan masa yang akan datamg, karena informasinya dapat
digunakan untuk melakukan prediksi di masa yang akan datang.
e.
Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan
naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan
seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.
4. Keterbatasan Laporan Keuangan
1 )Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara
2 ) Laporan keuangan
menunjukkan angka yang kelihatanya bersifat pasti dan tepat, tetapi dasar
penyusunanya dengan standar nilai yang dasar
penyusunannya mungkin berbeda atau berubah –ubah.
penyusunannya mungkin berbeda atau berubah –ubah.
3 ) Laporan keunagn tidak
dapat mencerminkan berbagai factor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan
keuangan perusahaan.
4 ) Laporan keuangan
bersifat (historis) yang merupakan laporan kejadian – kejadian di masa lalu
atau yang telah lewat,
5 ) Laporan keuangan itu
bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap- tiap pemakai,
6 ) Laporan keuangan itu
bersifat konservatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian,
7 ) Laporan keuangan
lebih menekankan keadaan yang sebenarnya dilihat dari sudut pandang ekonomi daripada berpegang pada formilnya,
dan
8) Laporan keunag menggunakan
istilah –istilah tekhnis, sering terdapat istilah –istilah yang umim tetapi
diberi pengertian yang khusus.
Menurut
Ridwan Iskandar Sudayat SE. Keterbatasan
Laporan Keuangan dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan keuangan
tersebut di atas maka
dapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
dapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
1 ) Laporan
keunagan dibuat antara waktu tertentu (interm report) tertentu
(interm report) bukan merupakan laporan final.
(interm report) bukan merupakan laporan final.
2 )
Aadanya beberapa standar nilai yang bergabunag.
3 )
Adanya pengaruh daya beli uang berubah ,daya beli uang berubah dari hari ke
hari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari –hari
4 )
Adanya factor factor yang tidak dinyatakan dengan uang, laporan keuangan adalah
akumulasi dari kejadian kejadian atau transaksi transaksi perusahaan yang dapat
dinyatakan dengan satuan uang.
5 )
Laporan keuangan bersifat historis,yaitu merupakan laporan atas kejadian yang
telah lewat,oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu
satunya sumber informasi dalam proses pengambialn keputusan ekonomi
6 )
Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pihak pihak tertentu.
7 )
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan
8 )
Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material
9 )
Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
10 )
Laporan keunagn lebih menekankan pada makna
ekonomi suatu peristiwa / transaksi daripada bentuk hukumnya
(formalitas)
11 )
Laporan keuangan di susun dengan istilah istilah teknis.
12 )
Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber sumber ekonomi dan tingkat keusksesan antar
perusahaan
13
) Informasi yang bersifat kualitatif dan
fakta yang tidak dikuantitaskan umumnya diabaikan.
14 )
Nilai yang tercantum di neraca hanyalah niali pada suatu saat tertentu saja.
15 )
Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.
16 )
Nilai beli rupiah makin lemah
5. Syarat – Syarat Laporan Keuangan
Syarat laporan keuangan laporan yang
baik harus memenuhi
1) Relevan artinya bahwa informasi
yang dijadikan harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk
mengambil keputusan.
2 ) Dapat dimengerti artinya bahwa
laporan keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah difahami oleh
para pemakainya.
3 ) Daya uji artinya bahwa laporan
keuangan yang disusun berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansidan
prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh
pihak lain.
4 ) Netral artinya bahwa laporan keuangan yang
disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai
tertentu.
5 ) Tepat waktu artinya bahwa
laporan keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya .
6 ) Daya banding artinya bahwa perbandingan
laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun
tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu
dengan perusahaan lain pada tahun yang sama.
7 ) Lengkap
artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat syarat di atas tersebut dan tidak menyesatkan
pembacak.
6. Pengaruh Laporan Keuangan Terhadap Pemeriksaan
Laporan Kuangan
Laporan keuangan sangat berpengaruh terhadap
pemeriksaan keuangan karena, laporan keuangan Negara itu harus di periksa maka dari
itu harus terdapat syarat –syarat pemeriksaan seperti ini yaitu :
1. Laporan audit dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian (laporan audit baku)
2. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena adanya pengungkapan yang tidak cukup.
2. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena adanya pengungkapan yang tidak cukup.
3. Laporan audit dengan pendapat
dengan pengecualian karena penggunaan prinsip akuntansi yang menyimpang dari
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4. Laporan audit dengan pendapat
yang tidak wajar
5. Laporan audit berisi pernyataan
tidak memberikan pendapat sebagai akibat ketidakberhasilan auditor untuk
memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan ruang lingkup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar